Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengingatkan agar PT Liga Indonesia tidak jatuh ke lubang yang sama. Operator sepak bola nasional itu wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan Kemenpora jika ingin menggelar Kompetisi Super Indonesia (ISC).
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto menegaskan wacana PT Liga Indonesia untuk menggelar kompetisi sepak bola Tanah Air sejalan dengan semangat pemerintah. Namun, operator yang dibentuk nantinya harus mau bekerja sama dengan mematuhi prosedur yang diberikan.
"Masalah mau ganti nama (bentuk perusahaan baru selain PT Liga Indonesia) terserah. Prosedurnya mereka harus komunikasi dengan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) dan Tim Transisi. Kalau dengan Tim Transisi mereka tidak mau komunikasi ya dengan Kemenpora," kata Gatot, Kamis (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak peduli mau mereka ganti seribu kali perusahaan kalau komunikasi dengan BOPI dan Kemenpora tidak dilakukan ya percuma. Tapi kami sangat yakin kompetisi ini pasti bergulir," tutur laki-laki yang juga menjabat sebagai Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora itu.
Persyaratan yang diberlakukan BOPI kepada Liga Super Indonesia (ISL) 2015 pun wajib diterapkan di ISC. Selain wajib mengantongi standar infrastruktur, setiap klub harus memenuhi aspek legalitas perusahaan hingga laporan pajak dan keuangan.
Kemenpora tak mau lagi memperdebatkan soal persyaratan mutlak dari BOPI. Terpenting PT Liga mau mematuhi ketentuan yang ada. Gatot, yang juga menjabat juru bicara Kemenpora ini tidak menginginkan PT Liga jatuh ke dalam 'lubang yang sama'.
Kemenpora, lanjut Gatot, berharap kompetisi yang diwacanakan PT Liga harus lebih baik dari sebelumnya. Mulai dari kualitas kompetisi, tata kelola, siaran televisi, maupun hak dan kewajiban pemain maupun klub.
"Karena tidak ada gunanya satu tahun reformasi sepak bola kalau tidak ada perbedaan. Dan sekali lagi, apapun bentuk perubahannya kalau prosedur itu tidak diikuti ya percuma."
(jun)