Bahagia Maria Londa Lepas dari Cedera Panjang Pertama

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2016 16:06 WIB
Atlet peraih medali emas Asian Games, Maria Londa, tersenyum lebar ketika ia bisa melompat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir.
Atlet Atletik Indonesia asal Bali, Maria Londa, di sela-sela melakukan latihan di Panorama Cottages. (CNN Indonesia/Vetriciawizach)
Jakarta, CNN Indonesia -- Guyuran hujan tak menghapus senyum dari wajah Maria Londa. Pada Kamis (21/1) sore itu ia berlatih keras di pelataran parkir sebuah hotel di Legian, Bali, demi menyiapkan diri bertarung di Taiwan Terbuka, Mei nanti.

Tapi bidikan utama dalam kepala Maria tetap satu: Olimpiade 2016 di Rio Janeiro. Taiwan Terbuka hanya menjadi uji coba terakhirnya sebelum ia bertolak ke Brasil.

"Itu mimpi semua atlet," kata Maria ketika ditemui CNNIndonesia.com di sela-sela latihan. "Susah loh bisa lolos ke olimpiknya."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maria memang membuat kejutan ketika ia melakukan lompatan sejauh 6,70 meter di SEA Games 2015. Torehan waktu tersebut membuatnya lolos ke Olimpiade 2016. Saat itu Maria jauh melampaui rataannya sendiri yang hanya mencapai 6,50 meter.

Catatan yang ia cetak pada Agustus tahun lalu bukan satu-satunya kejutan yang dibuat Maria dalam lembaran sejarah olahraga tanah air. Secara tak terduga ia memenangi emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, dengan lompatan sejauh 6,55 meter. Maria menjadi satu dari empat penyumbang medali emas Indonesia selain M.Ahsan/Hendra Setiawan dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dari cabang bulutangkis, dan Juwita Niza Wasni di nomor Nanquan, Wushu.

Sang pelatih, I Ketut Pageh, menuturkan Maria sebenarnya sempat mengalami kegugupan ketika tampil di putaran final. Akan tetapi setelah menenangkan dirinya sendiri, Maria justru bisa menampilkan lompatan yang mengejutkan itu.

Kesuksesan Maria di ajang SEA Games harus dibayar mahal. Dalam kondisi yang tidak 100 persen, Maria memaksakan diri mengikuti final lompat jangkit setelah ia merebut emas lompat jauh.

Maria menegaskan ia tak menyesal dengan keputusannya tersebut. "Sudah latihan keras, masak tidak jadi ikut," katanya.

Cedera itu memaksa Maria tak bisa berlatih maksimal dalam tiga bulan terakhir. Ia hanya bisa berlatih ringan dan tidak bisa sama sekali melompat. Itu pertama kali dalam kariernya Maria absen dalam jangka waktu panjang. Sejak kelas enam Sekolah Dasar hingga kini berusia 25 tahun, lompat jauh selalu berada dalam menu kegiatannya sehari-hari.

Tak heran, ketika ia dinyatakan telah bugar dan bisa melompat kembali, Maria teramat bahagia.

"Senang sekali rasanya. Sekarang sudah balik, balik, balik," kata Maria sembari tertawa. "Rasanya seperti pertama kali kenal lompat."

Ketika melakukan lompatan pertamanya seusai cedera, Maria mengaku masih punya keraguan dan "masih menyimpan-nyimpan" tenaga karena takut akan mempengaruhi cederanya. Tapi kondisinya semakin membaik dan ia sudah menambah porsi latihan.

Maria kini masih memfokuskan pada latihan meningkatkan daya tahan dan kekuatan. Latihan intensif untuk meningkatkan kemampuan lompatan baru akan ia jajal di sesi intensif satu bulan jelang kompetisi.

Ia membidik bisa kembali ke kondisi 100 persen dua bulan lagi. "Mudah-mudahan ya," katanya sembari tersenyum ceria kembali. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER