Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia selangkah lagi dapat kembali menjadi tuan rumah MotoGP. Namun, agar negara ini menjadi salah satu tempat yang dikunjungi dalam kalender seri MotoGP itu ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu adalah kontrak dengan pengelola MotoGP yang harus ditandatangani selambat-lambatnya 30 Januari 2016.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto, menyampaikan pihaknya optimistis tenggat waktu itu dapat dipenuhi.
"Tidak ada masalah, pekan ini (bisa) teken kontrak," kata Tinton kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kontrak selesai, Indonesia akan menjadi bagian dari kalender MotoGP musim 2017 - 2019.
Pekan lalu (20/1) Tinton menyatakan segala revisi
masterplan tuan rumah MotoGP yang diminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah selesai. Revisi itu lalu diserahkan kembali kepada Kemenpora pada Jumat (22/1).
Tinton mengatakan
masterplan tersebut dilampirkan bersama dengan Surat Pernyataan Kepemilikan Sirkuit Sentul. Kemudian dua dokumen itu disertai kontrak dengan penyelenggara MotoGP, Dorna akan menjadi syarat terbitnya Keputusan Presiden (Kepres) yang akan menjadi payung hukum untuk kementerian-kementerian terkait.
"Benar atau tidak
masterplan yang saya buat, sekarang tinggal terserah yang menerima. Acara ini (MotoGP) seksi, menarik perhatian, dan pengangkat martabat bangsa."
Tinton menyampaikan model bisnis yang tepat untuk mendukung
masterplan tersebut adalah
bussiness to bussiness."Tidak masalah (untuk hal tersebut), kita sebelum-sebelumnya juga sudah terbiasa menggelar acara dengan swasta murni," kata ayah dari dua pebalap nasional, Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto tersebut.
"Pemerintah paling hanya memberikan bantuan, misalnya terkait infrastruktur."
Selain
masterplan yang diserahkan kepada pemerintah, dokumen serupa pun akan diserahkan kepada pihak Dorna. Hal itu menjadi salah satu syarat saat tanda tangan kontrak.
Masterplan untuk Dorna tersebut dibuat oleh arsitek Herman Tilke. Inti dari
masterplan yang disusun Tilke itu di antaranya menjelaskan bahwa area Sirkuit Sentul tidak mengambil lahan orang lain dan menunjukkan berapa persisnya kemiringan area tersebut.
"Komunikasi
masterplan Tilke dengan Dorna itu urusan dia, bukan pemerintah Indonesia," ucap Tinton. "Kita masih berada dalam jalur yang benar. Dorna komitmen menyebut Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP nanti meski itu tidak tercantum dalam LOI (
Letter of Intent)."
Jika semua lancar, kata Tinton, pihaknya mulai bulan depan melakukan renovasi Sirkuit Sentul secara keseluruhan. Pria berusia 71 tahun ini pun meminta pemerintah memberikan dukungan penuh agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah MotoGP 2017.
"Sekarang pemerintah sudah mengakui ajang ini menguntungkan. Kalau untung, saya jangan ditinggalkan. Indonesia tahu Dorna bagaimana? Saya saja optimis, pemerintah juga dong. Biar nanti rakyat yang menilai," ucapnya.
(kid)