Jakarta, CNN Indonesia --
Ambisi besar Galatasaray untuk menembus klub elite di Eropa, justru bakal berujung tidak mengenakkan klub asal Istanbul itu. Setelah melakukan belanja besar-besaran, termasuk pembangunan stadion super megah, Turk Telekom Arena, utang-utang klub itu kian menumpuk.
Galatasaray pun terancam larangan tampil di kompetisi Eropa lantaran sulit membayar utang-utang akibat pengeluaran yang tak sebanding dengan pemasukan. Itu karena klub tiga besar di Istanbul tersebut melanggar financial fair play yang diberlakukan untuk semua klub di bawah induk sepak bola Eropa (UEFA).
Sebelumnya, Galatasaray mencoba membangun impian mereka menjadi klub terbesar demi mewujudkan mimpi Presiden Turki. Tayyip Erdogan. “Sepak bola itu mencerminkan kehidupan. Karakter orang Turki bisa dilihat di atas lapangan, di klub, dan di politik,” ujar salah seorang ahli ekonomi sepak bola Turki, Turgul Aksar, seperti dilansir
Reuters.
“Orang Turki sudah terbiasa hidup dengan krisis dan akan menemukan solusinya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sanksi larangan dari UEFA terhadap Galatasaray tentu akan mengejutkan sepak bola Turki. Tekanan pun kini berada pada pemerintah Turki yang harus mendukung dan memonitor klub di negara yang terkenal amat fanatik di sepak bola itu.
Belanja pemain-pemain bintang dan proyek pembanguan besar-besaran, membuat pengeluaran “Gala” tidak rasional lagi.
“Pemasukan di beberapa klub memang cukup besar, tapi klub-klub di Turki masih kurang disiplin dalam hal fiskal,” kata Ketua Asosiasi Klub Sepak Bola Turki, Goksel Gumusdag.
Seperti dinyatakan UEFA, Galatasaray gagal memenuhi aturan dalam hal nilai minimal kerugian sebuah klub. Ini yang bisa membuat klub itu tak boleh tampil di kompetisi Eropa.
Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB) sendiri rencananya baru akan mengambil keputusan terkait status Galatasaray itu pada akhir Februari nanti.
“Kerugian kami mencapai 164 juta euro dalam tiga musim terakhir. Itu sudah melewati batas toleransi kerugian dari UEFA,” ujar Presiden Galatasaray, Dursun Ozbek, kepada
Reuters.
Pihaknya pun berusaha keras untuk menghindari larangan tampil di kompetisi Eropa.
”Sekarang kami mencoba memotong kerugian tahunan menjadi 10 juta euro dan bekerja berdasarkan road map,” Ozbek menerangkan.
(bac)