Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden UEFA, Michel Platini, yang sedang berurusan dengan komite etik FIFA karena diduga terlibat skandal korupsi, menyatakan dirinya akan absen di sidang dengar pendapat Komite Etik, Jumat (18/12) mendatang.
Platini merasa salah satu juru bicara Komite Etik, Andreas Bantel, mengabaikan haknya karena sempat menyatakan Platini terancam hukuman sanksi yang cukup lama.
"Dia (Platini) telah memutuskan untuk tak menghadiri sidangnya, 18 Desember mendatang, karena keputusan Komite Etik telah diumumkan di media oleh salah satu juru bicaranya, Andreas Bantel, tanpa mengabaikan hak paling fundamental, yaitu asas praduga tak bersalah," tulis pernyataan kubu Platini, seperti dikutip dari ESPN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama dengan Presiden FIFA saat ini, Sepp Blatter, Platini saat ini sedang menjalani sanksi karena dituduh terlibat skandal korupsi, yang melibatkan pembayaran sekitar 1,3 juta poundsterling dari Blatter kepada Platini, 2011 lalu.
Platini dan Blatter langsung menepis tuduhan tersebut dan berusaha melakukan pembelaan kepada Komite Etik, yang dipimpin hakim asal Jerman, Hans-Joachim Eckert.
Sanksi Komite Etik membuat Platini gagal mencalonkan diri sebagai kandidat presiden baru FIFA karena tidak lolos proses verifikasi.
Platini sempat mengajukan banding atas sanksi itu kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS), namun ditolak Jumat (11/12) lalu.
"CAS memutuskan bahwa untuk mempertahankan sanksi skorsing tersisa tidak akan merugikan Michel Platini saat ini. CAS juga menekankan, jika sanksi dicabut saat ini, tidak akan menjamin posisi Platini dalam pemilihan presiden FIFA," demikian pernyataan resmi CAS.
(vws)