Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah hampir setahun kehidupan olahraga sepak bola Indonesia 'mati suri' pasca pembekuan induk sepak bola (PSSI) oleh Kemenpora yang berujung pada sanksi FIFA. Sampai saat ini, mimpi memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia masih belum terealisasi.
Atas dasar itu, mantan penyerang tim nasional Indonesia (1995-2005), Kurniawan Dwi Yulianto, berharap permasalahan sepak bola di Indonesia dapat segera terselesaikan.
"Saya yakin semua orang sudah lelah dengan kisruh di sepak bola Indonesia. Saya harap pihak-pihak yang bersengketa bisa menemui jalan terang dan liga bisa digulirkan," kata Kurniawan saat bertemu wartawan di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita butuh liga, bukan sekedar turnamen."
Pria yang pernah mengecap sepak bola di Italia dan Swiss itu pun mengatakan keberadaan liga bisa mendorong kesejahteraan dan prestasi para atlet sepak bola. Salah satu yang ia sorot adalah kontrak yang diterima para pesepak bola tanpa adanya kompetisi liga.
"Kasihan pemain-pemain yang mendapat kontrak jangka pendek, mereka bahkan tak dapat asuransi kalau cedera," ujar pria yang akrab dengan sapaan Kurus tersebut.
Walau sudah gantung sepatu, Kurniawan tak bisa lepas begitu saja dari lapangan hijau. Ia pun kerap terlihat di layar kaca menjadi komentator untuk siaran pertandingan sepak bola di televisi nasional.
Kini, Kurniawan menjadi juri atau
talent scouting untuk ajang kejuaraan Milo Football. Ia akan menjadi juri untuk memilih pemain terbaik dari masing-masing kota penyelenggaraan kompetisi level junior tersebut yakni Medan, Makasar, dan Bandung. Nantinya, para pemain itu akan mendapat pelatihan eksklusif di Jakarta.
Menurut Kurniawan, Indonesia sekarang ini masih memerlukan lebih banyak lagi pemain muda yang piawai dan mempunyai mental juara.
"Paling utama adalah mereka harus punya mimpi tinggi. Mimpi itu bisa jadi motivasi untuk mencapai sesuatu," katanya.
(kid)