FIFA Menolak Permintaan Penggunaan Kotak Suara Transparan

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Minggu, 21 Feb 2016 00:12 WIB
Salah satu kandidat Presiden FIFA mengkhawatirkan risiko kecurangan yang dilakukan pemilik suara saat pemilihan presiden baru FIFA pekan depan.
FIFA akan melakukan pemilihan presiden untuk mencari pengganti Sepp Blatter. (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- FIFA menolak permintaan kotak proses pemungutan suara yang transparan untuk pemilihan presiden organisasi sepak bola dunia tersebut.

Hal itu ditegaskan Kepala Komite Pemilihan FIFA Domenico Scala menanggapi tuntutan salah satu kandidat Presiden FIFA, Pangeran Ali bin Al Hussein dari Yordania. Sebelumnya, Ali meminta penggunaan kotak pencoblosan transparan itu agar tak terjadi kecurangan.

Kecurangan yang ada, kata Ali, adalah pemilik suara memotret kertas suara untuk dikirimkan kepada salah satu kandidat yang memintanya. Ali pun mengancam akan membawa tuntutannya tersebut ke pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali mengatakan dirinya ingin penggunaan kotak transparan itu untuk menjamin adil dan independennya pelaksaanan pilpres FIFA yang akan digelar pada 26 Februari nanti. Sebanyak 209 negara anggota FIFA akan memilih satu kandidat untuk mengganti Sepp Blatter yang sebetulnya ingin mundur akibat skandal para pejabat teras FIFA. Blatter sendiri, yang sebetulnya baru terpilih pada Mei tahun lalu, justru telah mendapatkan sanksi diajuhkan dari sepak bola selama delapan tahun.

“Scala mengatakan cukup untuk mengatakan kepada mereka tidak melakukan (kecurangan), dan menolak permintaan Pangeran Ali untuk menggunakan kotak suara yang transparan,” demikian pernyataan resmi dari FIFA seperti dikutip dari Reuters.

Salah satu kandidat presiden FIFA lainnya, Jerome Champagne, mengatakan pekan ini adalah pekan yang penuh tekanan bagi komite pemilihan FIFA untuk mempersiapkan dan menjami proses pemilihan berjalan independen.

Komite Ad-Hoc Pemilihan Presiden FIFA telah menetapkan lima kandidat yang akan bersaing pada kongres 26 Februari 2016. Lima kandidat yang akan bertarung itu adalah Pangeran Ali bin al-Hussein, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa, Gianni Infantino, Tokyo Sexwale, dan Jerome Champagne.

Adapun Presiden UEFA Michael Platini yang semula juga menjadi kandidat favorit terhambat. Pasalnya, serupa Blatter, Platini diasingkan Komite Etik FIFA dari sepak bola selama delapan tahun.

Dari lima kandidat yang telah ditetapkan Sheikh Salman (Presiden AFC) dan Infantino (Sekretaris Jenderal UEFA) menjadi favorit.

Infantino merupakan pria berkebangsaan Italia dan Swiss. Pria berusia 45 tahun itu merupakan Sekjen UEFA sejak 2009 silam. Ia bergabung dengan UEFA pada 2000 sebagai pengacara kuasa hukum.

Adapun Sheikh Salman adalah seorang pria berkebangsaan Bahrain. Pria berusia 50 tahun itu saat ini selain menjadi Presiden AFC juga menjabat Wakil Presiden FIFA.

Kandidat berikutnya adalah Pangeran Ali. Pada pemilihan sebelumnya Pangeran Ali bertarung menjadi satu-satunya penantang Sepp Blatter dalam Kongres FIFA pada Mei 2015. Namun, jelang proses pemilihan presiden, Ali mundur sehingga Blatter terpilih secara aklamasi.

Ali merupakan seorang pangeran dari Yordania. Pria berusia 40 tahun ini mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden FIFA saat menyalonkan diri menjadi kandidat presiden FIFA tahun lalu.

Sama halnya seperti Ali, Champagne pun sempat berupaya menyalonkan diri menjadi kandidat presiden FIFA pada tahun lalu. Pria asal Perancis berusia 57 tahun itu gagal maju di Kongres karena kurang mendapat dukungan.

Champagne bekerja di FIFA selama 11 tahun. Ia merupakan penasihat bagi Sepp Blatter dan meninggalkan jabatannya pada 2010 silam.

Terakhir, Sexwale. Tokoh antiapharteid asal Afrika Selatan itu merupakan seorang pengusaha pertambangan. Pria berusia 62 tahun itu pernah menjadi bagian dari FIFA untuk satuan tugas antidiskriminasi (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER