FIFPro Tolak Proposal Reformasi FIFA

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2016 00:50 WIB
Asosiasi pesepak bola profesional itu menyebut, reformasi FIFA tetap tidak akan berpihak kepada hak-hak pemain.
FIFPro menilai, reformasi FIFA tetap tidak berpihak kepada hak-hak pemain. (REUTERS/Ruben Sprich)
Jakarta, CNN Indonesia --
Proposal reformasi FIFA yang coba dijalankan Komite Reformasi FIFA, tetap tak luput dari kritik. Setelah sejumlah pemangku kepentingan sepak bola dunia menilai, reformasi tersebut seperti hanya mengganti kulit, kini giliran asosiasi pesepak bola profesional (FIFPro), yang angkat suara.

FIFPro bahkan dengan tegas menolak beberapa poin dalam proposal reformasi tersebut. Menurut asosiasi itu, reformasi yang akan dicanangkan di otoritas sepak bola dunia tersebut justru akan semakin memperburuk situasi, terutama kepada pemain dan klub-klub.

Proposal reformasi yang ditawarkan pascaskandal suap FIFA, hanya menyisakan kekuasaan kepada asosiasi sepak bola negara-negara dan konfederasi. Sementara akses kepada pemain, klub, dan fan, tertutup rapat.

“Struktur monopolistik sepak bola hanya akan semakin diperkuat dalam proposal yang disebut reformasi,” demikian pernyataan resmi FIFPro, Rabu (3/2), seperti dikutip laman Eurosport.

Seperti diketahui, FIFA “dipaksa” mereformasi organisasinya setelah terbongkar skandal korupsi besar-besaran, di mana saat ini masih dalam proses investigasi yang dilakukan Amerika Serikat dan Swiss.

Sebanyak 41 pejabat FIFA, kebanyakan dari mereka adalah presiden asosiasi suatu negara, terindikasi terlibat korupsi dan suap seperti temuan Amerika Serikat dan Komite Etik FIFA. Mereka pun kenakan sanksi tak boleh aktif di sepak bola, termasuk sang Presiden FIFA, Joseph Sepp Blatter.

Pemilihan Presiden FIFA juga akan segera dilakukan pada 26 Februari nanti. Tantangan para kandidat adalah menjalankan reformasi di FIFA untuk mencegah terjadinya skandal tersebut lagi,

Di lain pihak, FIFPro yang beranggotakan 60.000 pesepak bola profesional di seluruh dunia menilai, reformasi gagal menyuarakan kepentingan pemain, klub, dan fan.

“Bahkan bakal adal kekuasaan yang lebih besar di tangan konfederasi dan asosiasi negara anggota FIFA, yang notabene merupakan sumber dari korupsi yang menyebabkan krisis terburuk di FIFA sepanjang sejarah,” ujar perwakilan FIFPro.

FIFPro juga mengkritisi sejumlah janji-jani kepada 209 anggota FIFA dalam kampanye pemilihan presiden yang baru.

“Ini merupakan organisasi yang sama yang hanya akan menambahkan bantuan FIFA, tempat-tempat untuk Piala Dunia, dan sedikit ruang lebih lebar untuk Komite Eksekutif FIFA.”


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER