Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi sepak bola Amerika Serikat (USSF) secara terbuka memberikan dukungan untuk Pangeran Ali bin Al-Hussein untuk menjadi presiden FIFA yang baru menggantikan Sepp Blatter.
Hal ini diumumkan secara langsung oleh presiden USSF, Sunil Gulati, melalui akun Twitter.
"US Soccer akan memilih Ali sebagai presiden FIFA," demikian
dicuitkan Gulati. Sebelumnya, Gulait juga telah mengunggah di sosial media bahwa para petinggi USSF telah bertemu dengan kelima kandidat FIFA di Zurich.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran Ali, presiden federasi Yordania yang kalah dari Blatter pada pemilihan tahun lalu, lalu mencuitkan rasa terima kasihnya atas dukungan Gulati.
"Saya bangga menerima dukungan Federasi Amerika Serikat, untuk ikut seta dalam visi saya yaitu FIFA yang jujur, transparan, adil, dan juga mengutamakan sepak bola."
Selain Amerika Serikat, Asosiasi Sepak Bola Kanada juga secara terbuka mengungkapkan dukungan mereka. Tapi bukan untuk Pangeran Ali, melainkan Sekertaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino.
"Sepak bola Kanada terus memberikan dukungan bagi setiap upaya untuk membuat sepak bola lebih baik lagi, dan menyambut adopsi dan implementasi langkah-langkah reformasi yang penting untuk menentukan masa depan sepak bola," demikian bunyi pernyataan resmi Federasi Kanada.
"Dewan Direksi Sepak Bola Kanada memutuskan secara mutlak untuk memberikan suara untuk Gianni Infantino sebagai kandidat presiden FIFA terbaik untuk mengimplementasikan reformasi tata kelola, dan juga mengembalikan masa depan sepak bola," demikian bunyi pernyataan resmi federasi Kanada.
Baik Amerika Serikat dan Kanada adalah anggota CONCACAF, Konfederasi Amerika Tengah dan Utara dan Kepulauan Karibia, yang menjadi fokus skandal korupsi di dunia sepak bola.
Pada Kamis, CONCACAF mengumumkan akan mereformasi diri setelah Kongres di Zurich. Mereka juga mengonfirmasi tidak akan memberikan dukungan resmi kepada kandidat manapun.
FIFA, otoritas sepak bola bernilai miliaran dolar, masih terpuruk sejak adanya penangkapan terhadap tujuh petinggi mereka di Kongres Mei tahun lalu atas tuduhan suap senilai lebih dari 200 juta dolar.
(vws)