Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova, mengejutkan dunia olahraga dengan pengakuannya gagal melewati pemeriksaan tes doping pada Australia Terbuka.
Petenis asal Rusia ini positif mengonsumsi meldonium, zat yang ia gunakan sejak 2006 silam.
“Saya gagal dalam tes dan saya bertanggung jawab penuh” ujar petenis asal Rusia tersebut. “Selama 10 tahun belakangan ini, saya menggunakan obat yang dinamakan mildronate (varian lain dari meldonium) atas saran dokter saya.”
Menurut pengacara Sharapova, John Haggerty, kliennya mulai menggunakan meldonium setelah dokternya "melakukan serangkaian tes secara menyeluruh untuk menentukan kondisi medis yang menyebabkannya menjadi sering sakit."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil
electrocardiogram Sharapova dinilai memiliki "keabnormalan" dan juga adanya "beberapa indikasi diabetes". Hal inilah yang membuat dokter menyarankan petenis 29 tahun itu untuk mengonsumsi beberapa obat, termasuk di antaranya meldonium.
"Ia menggunakannya secara reguler karena direkomendasikan dokternya. Ia (Dokter) memberitahu Sharapova apa yang harus diambil dan kapan ia harus melakukannya, dan dokter terus menguji kondisi medisnya dan mengonfirmasi bahwa obat itu memberikannya kemajuan medis yang diinginkannya."
Meldonium sendiri baru ditetapkan Badan Anti-Doping Dunia (Wada) sebagai salah satu zat terlarang untuk atlet pada 1 Januari 2016. Sebelumnya mereka melakukan penelitian terhadap zat tersebut pada 2015.
Wada menyatakan meldonium terlarang karena "ada bukti-bukti bahwa zat itu digunakan atlet dengan tujuan untuk meningkatkan performa."
Meldonium dibuat pertama kali di Latvia dan digunakan secara medis untuk mengatasi masalah jantung seperti angina atau myocardial infarction. Zat ini juga sangat efektif untuk mengatasi ischemia atau kekurangan aliran darah.
Salah satu peningkatan pesat performa yang disebabkan dari efek zat itu adalah menjaga ketahanan stamina atlet yang bersangkutan. Begitu pula dengan kemampuan aerobik yang menjadi hal utama bagi para atlet.
Meldonium juga sangat berpengaruh untuk mengembalikan pemulihan kebugaran atlet secara cepat, tidak secara alamiah.
Keterangan pengacara Sharapova bahwa ia mengonsumsi meldonium karena alasan kesehatan bisa membuatnya menggunakan pasal-pasal Therapeutic Use Exemption (TUE) untuk meringankan hukuman.
Di bawah pasal TUE, seorang pemain bisa diizinkan untuk menggunakan zat terlarang, tanpa melanggar aturan anti-doping, jika kondisi medis mereka memang mewajibkan sang atlet untuk mengonsumsi obat tersebut.
Menurut Program Anti-Doping Tenis dan aturan Wada, Sharapova bisa dihukum hingga empat tahun larangan berkegiatan di dunia tenis jika terbukti bersalah.
(vws)