Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova, akhirnya mengeluarkan pernyataan mengejutkan, di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (7/3) malam waktu setempat.
Ia mengakui gagal melewati pemeriksaan tes doping pada Australia Terbuka. Petenis asal Rusia ini positif mengonsumsi meldonium, zat yang ia gunakan sejak 2006 silam.
“Selama 10 tahun belakangan ini, saya menggunakan obat yang dinamakan mildronate atas saran dokter saya,” kata Sharapova.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya beberapa hari lalu, ia mengaku terkejut saat menerima surat dari federasi tenis internasional (ITF). “Saya baru tahu bahwa obat yang saya gunakan merupakan nama lain dari meldonium, yang saya tidak ketahui sebelumnya,” ujar petenis berusia 28 tahun tersebut.
Pengakuan jujur dan kesalahan yang dilakukan Sharapova itu pun mendapatkan tanggapan dari para publik tenis dunia. Mantan pelatih petenis nomor dua pria dunia Andy Murray, Brad Gilbert, menilai kesalahan bukan pada Sharapova melainkan tim manajemennya. Menurutnya agen atau tim Sharapova telah alpa memeriksa kembali daftar obat ilegal.
"Para pemain memang bertanggung jawab atas hal ini tetapi ini seharusnya mendpatkan perhatian dari tim lebih besar," tukas Gilbert dalam cuitan
Twitter-nya seperti dikutip dari
The Guardian.
Hal serupa pun diungkap petenis pria asal Inggris, Alex Ward. Ward mempertanyakan fungsi manajemen Sharapova yang tak mengecek rilis baru obat ilegal karena dinilai doping oleh Badan Antidoping Dunia (WADA).
"Sekarang seluruh dunia tenis meng-google meldonium, Apa itu Meldonium?" ujar petenis berusia 25 tahun tersebut.
Sementara itu mantan petenis Amerika Serikat yang telah memenangkan tiga gelar Grand Slam, Jennifer Capriati, mengaku dirinya marah dan kecewa jika menjadi Sharapova.
Seperti dikutip dari
USA Today, tak secara lugas menyebut Sharapova, Capriati menyatakan seorang petenis tak pernah bermaksud untuk curang dengan cara apapun yang akhirnya justru menghilangkan karier.
(kid)