Jakarta, CNN Indonesia -- Petenis Inggris, Andy Murray, merasakan keanehan karena ada banyak sekali atlet papan atas dunia yang dinyatakan positif menggunakan meldonium dalam dua bulan terakhir.
Meldonium dinyatakan sebagai zat terlarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (Wada) sejak 1 Januari 2016, karena setelah melewati pengawasan satu tahun, obat tersebut terbukti bisa meningkatkan performa.
Mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova, pada Senin (7/3) malam membuat pengakuan mengejutkan dirinya dinyatakan Federasi Tenis Internasional menggunakan meldonium di turnamen Australia Terbuka. Atlet Rusia ini kemudian mengakui bahwa dirinya mengonsumsi pil yang dijual dengan nama komersil Mildronate itu sejak 2006 lalu untuk alasan kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sharapova bukan atlet pertama yang dinyatakan gagal tes doping karena meldonium.
Atlet lain yang dinyatakan positif adalah Abeba Aregawi, seorang pelari Swedia yang memenangi lari nomor 1500 meter di Kejuaraan Dunia 2013. Selain itu, atlet seluncur es Ekaterina Bobrova juga mengumumkan bahwa ia positif meldonium pada Kejuaraan Eropa Seluncur Es 2016.
"Saya kira sejak 1 Januari lalu ada 55 atlet berbeda yang gagal tes doping karena meldonium," kata Murray kepada
BBC Radio 5 Live."Saya kira sedikit aneh bahwa ada obat yang digunakan untuk penyakit jantung, dan ada banyak sekali atlet yang berkompetisi di level tertinggi memiliki penyakit tersebut. Ini sedikit janggal."
Murray meminta agar organisasi tenis melakukan lebih banyak lagi aksi untuk memerangi doping.
"Tahun lalu saya sering kali menjalani tes. Tapi di tahun ini yang telah berjalan tiga bulan, saya baru dites dua kali. Ini jelas tidak cukup," ucap Murray.
Pengoleksi dua gelar Grand Slam lalu meminta Sharapova menerima hukuman atas kesalahannya menggunakan doping.
"Tentu saja, ketika Anda menggunakan obat yang bisa meningkatkan performa dan juga ketika Anda gagal tes doping, maka Anda harus dihukum," kata Murray.
(vws)