Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil direktur pelaksana Williams Racing, Claire Williams, menginginkan distribusi yang lebih adil dari uang pendapatan Formula One (F1). Di samping itu, Williams juga keberatan dengan pendapatan yang diperoleh Ferrari.
Ferrari akan menerima uang lebih banyak dibandingkan tim manapun karena performa mereka pada musim 2015, meskipun tim asal Italia itu finis di peringkat kedua tahun lalu. Hal tersebut tidak dapat diterima Claire.
"Saya tidak masalah jika Ferrari meraih pendapatan, tapi tidak sebesar itu," kata Claire seperti yang dikutip dari situs
Racer, Selasa (12/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Filosofi saya dalam hidup adalah jika Anda tidak dapat melakukan apapun, jangan mengkhawatirkannya. Soal ini, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Ada banyak hal lain yang perlu dikhawatirkan. Jadi kami akan menunggu."
Manajemen F1 sukses meraih pendapatan hingga 965 juta dolar AS atau setara Rp12,5 triliun sepanjang 2015 dari pembayaran tuan rumah, hak siar dan kerjasama sponsor. Uang tersebut akan dibagikan ke 10 tim yang ikut serta musim lalu mulai April 2016.
Ferrari akan meraih pendapatan 192 juta dolar AS atau setara Rp2,5 triliun tahun ini. Jumlah tersebut terdiri dari 87 juta dolar AS bayaran penampilan mereka musim kemarin, dan 105 juta dolar AS dari bonus konstruktor (CCB).
Sementara itu Mercedes mendapat pendapatan sekitar 171 juta dolar AS, Red Bull Racing 144 juta dolar AS, Williams 87 juta dolar AS, McLaren 82 juta dolar AS, Force India 67 juta dolar AS, Renault 64 juta dolar AS, Toro Rosso 57 juta dolar AS, Sauber 54 juta dolar AS, dan Manor 47 juta dolar AS.
"Saya membayangkan kami akan mulai negosiasi persyaratan baru tentang ini untuk distribusi pendapatan F1 pada 2020 nanti," ucap Claire.
(har)