Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta Juventus merebut lima kali juara Liga Italia secara beruntun didapatkan dengan tidak mudah. Mereka sempat terpuruk di awal musim, menelan empat kekalahan di 10 pertandingan pertama dan terlempar keluar dari zona 10 besar.
Saking buruknya penampilan Juventus, harian terkemuka Italia
La Gazzetta dello Sport pun bahkan memvonis Si Nyonya Tua akan kehilangan gelarnya di akhir musim.
"
Ciao Scudetto", atau "Selamat Tinggal Gelar Juara" menjadi tajuk yang mereka tampilkan seusai Juventus ditekuk Sassuolo 0-1 pada akhir Oktober silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Juventus menolak untuk terkubur di zona bawah Liga Italia. Di 25 pertandingan selanjutnya mereka merebut 24 kemenangan dan satu kali imbang. Bahkan sang kiper Gianluigi Buffon pun menyebutkan gelar kali ini sangat spesial.
"Saya pikir Scudetto ini sama indahnya dengan yang pertama kami dapatkan lima tahun lalu. Kemenangan ini menunjukkan kekuatan kami dalam hal teknik dan karakter," kata Buffon seperti dikutip dari
Football-Italia.
Ada beberapa bintang yang tampil nyaris sempurna di balik kebangkitan Si Nyonya Tua ini. Berikut adalah para pemain pilihan
CNNIndonesia.com.Gianluigi Buffon Gianluigi Buffon punya rekor cleansheet terbaik. (Reuters / Phil Noble) |
Buffon membungkus gelar Serie-A untuk Juventus dengan satu penyelamatan penalti di menit-menit akhir dalam laga melawan Fiorentina. Penyelamatan itu memastikan Si Nyonya Tua pulang dari Stadion Artemio Franchi membawa tiga poin, membuat selisih mereka dengan Napoli menjadi 12 angka.
Sepanjang tahun 2016, Buffon sendiri kerap melakukan serangkaian penyelamatan yang membuatnya jadi kiper dengan catatan terbaik di Liga Italia.
Dari 18 pertandingannya pada tahun ini, Buffon menghadapi 47 tembakan lawan dan ia hanya dibobol lawan empat kali. Sebagaimana dicatatkan
Opta, angka-angka ini membuat rataan penyelamatannya tertinggi di Italia yaitu 91,5 persen.
Musim ini Buffon juga mencatatkan rekor 973 menit tanpa kebobolan, melampaui catatan tertinggi yang semula dipegang Sebastiano Rossi.
Buffon yang tak terganggu cedera sama sekali menjadi satu-satunya pemain yang dimainkan Massimiliano Allegri di 34 pertandingan. Ia pun sukses menorehkan 20
cleansheet -- tertinggi di Liga Italia saat ini.
Paul Pogba Paul Pogba punya catatan assist tertinggi di Liga Italia. (REUTERS/Giorgio Perottino) |
Salah satu faktor yang membuat Juventus terpuruk di awal musim adalah karena mereka masih beradaptasi setelah kehilangan Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Carlos Tevez.
Lini depan menjadi sektor yang paling terpengaruh karena Vidal dan Tevez adalah motor serangan dan penyuplai umpan bagi para ujung tombak.
Namun kehadiran Pogba cukup untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan para pemain itu. Sepanjang musim ini, Pogba tampil 33 kali (dengan 31 di antaranya dari menit pertama) dan menyumbangkan delapan gol dan 11 assist.
Hingga saat ini Pogba pun tercatat sebagai pemberi assist terbanyak di Liga Italia.
Leonardo Bonucci Lini pertahanan Juventus tak pernah memberikan kesempatan lawan menembak. (REUTERS/Alessandro Garofalo) |
Meski mengalami empat kekalahan di 10 laga pertamanya, Juventus saat ini punya catatan pertahanan paling baik di Italia -- hanya kebobolan 18 kali.
Di liga-liga top Eropa, hanya ada empat kesebelasan yang baru kebobolan kurang dari 20 gol yaitu Juventus, Bayern Munich, Atletico Madrid, dan Paris Saint Germain.
Kekokohan benteng pertahanan ini patut dialamatkan pada trio Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, dan juga Andrea Barzagli yang telah menjadi pilar sejak era Antonio Conte. Ketiganya juga yang menjadi barisan pertahanan Italia ketika melaju ke final Piala Eropa 2012.
Musim ini Bonucci menjadi pilihan utama sang pelatih, Massimiliano Allegri, untuk melindungi kotak penalti dari serbuan lawan. Bersama Pogba dan Buffon, ia menjadi satu dari tiga pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak.
Bonucci juga jadi bek yang paling sering menghalau bola, yaitu melakukan empat
clearance per-laga. Ia juga punya catatan intersepsi tertinggi kedua setelah Chiellini, yaitu 2,4 intersepsi per-pertandingan.
Angka-angka itu membantu Juventus jadi tim yang paling minim memberikan peluang menembak kepada lawan. Setiap pertandingannya, musuh Si Nyonya Tua hanya diberikan 8,8 kali kesempatan menembak -- catatan terbaik di Serie-A.
(vws)