Manggarai Barat, CNN Indonesia -- Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengecam peristiwa kerusuhan suporter yang terjadi di ajang Indonesian Soccer Championship (TSC) dan meminta agar ke depannya aparat keamanan serta operator kompetisi, PT Gelora Trisula Semesta, langsung memprosesnya secara hukum.
"Menurut saya, di manapun terjadi gesekan dan melanggar hukum, langsung diproses secara hukum. Dipidanakan. Jangan menunggu laporan dari panpel, tidak bisa!" kata Imam kepada para awak media di Kantor Bupati Manggarai Barat pada Senin siang (23/5).
"Kalau seperti ini terus, tidak akan ada yang melaporkan karena panpelnya takut ancaman."
Terjadi insiden bentrokan antar-suporter yang terjadi pada laga PS TNI melawan Persegres Gresik United di Stadion Petrokimia, Gresik, Minggu (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suporter PS TNI yang mayoritas anggota TNI ikut tersulut emosi dan meluapkannya dengan adu fisik. Sembilan suporter Gresik harus dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka cukup serius, sementara belasan lainnya luka-luka.
Selain insiden itu, terjadi dua insiden suporter tewas dalam dua pekan terakhir. Salah satu suporter Persija Jakarta, Muhammad Fahreza, diduga meninggal akibat dianiaya aparat, ketika hendak menyaksikan laga antara Persija Jakarta melawan Persela Lamongan di Stadion GBK, Jumat (13/5).
Suporter PSS Sleman, Stanislaus Gandhang Deswara (16), diduga meninggal akibat bentrokan dengan suporter lainnya di Jalan Magelang KM 14, Triharjo, Sleman Minggu (22/5) dini hari WIB.
Imam menyayangkan terjadinya insiden ini. "Saya amat menyesal, kecewa, sekaligus mengutuk keras peristiwa ini. Ini peringatan kami terakhir kepada operator untuk bertindak tegas melibatkan aparat hukum, untuk menindak pelaku-pelaku itu, dan untuk tidak memberi kesempatan agar hal itu terulang kembali,"
"Yang paling penting adalah ada regulasi yang mengatur kompetisi. Jika ada peristiwa yang merugikan kompetisi ini, seperti keributan dan sebagainya, harus ada tindakan tegas: pengurangan poin atau pengurangan pendanaan."
"Lebih dari itu harus ada tindakan, karena klub yang pendukungnya membuat kerusuhan harus dikeluarkan dari liga."
Imam menerangkan peristiwa-peristiwa ini akan menjadi evaluasi Kemenpora. Ia juga mengaku hal tersebut selalu membuat dirinya risau.
"Menurut saya ini momentum untuk mendorong agar aparat hukum bertindak tegas kepada siapapun yang membuat kerusuhan di lapangan," ucapnya.
(arby)