Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Internazionale Milan, Erick Thohir, dinilai gagal memimpin kesebelasan itu dan membawanya kembali ke era kejayaan. Vonis itu dilontarkan mantan pemimpin perusahaan (CEO) Inter, Ernesto Paolillo.
"Tidak terhindarkan jika Thohir ingin menjual klubnya, karena proyek ini merupakan kegagalan," katanya kepada Radio 24. "Anggaran klub sekarang berwarna merah. Nilai saya untuk manajemen ini adalah angka empat dari 10."
Diberitakan
Reuters, Grup Perusahaan Suning pada Senin (6/6) resmi mengakuisisi 68,55 persen saham Inter. Hal ini membuat Erick Thohir kini menjadi pemilik saham minoritas yaitu senilai 31 persen, sementara mantan pemilik Inter Milan sebelumnya yaitu Massimo Moratti kehilangan nyaris seluruh sahamnya.
Erick Thohir yang membeli 70 persen saham Inter pada 2013 silam, akan tetap menjadi presiden klub.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media-media Italia mengabarkan bahwa Suning sebenarnya ingin mendapatkan 78,55 persen saham Inter dengan harga senilai 530 juta euro.
Memiliki keuntungan per tahun yang mencapai US$20 miliar, Suning merupakan pemilik klub Liga China, Jiangsu Suning, yang sempat menggegerkan bursa transfer lantaran mendatangkan pemain bintang dari daratan Eropa.
Pada bursa transfer musim dingin lalu, Jiangsu Suning sukses mendapatkan tanda tangan Alex Teixeira dan Ramires, dalam kesepakatan transfer yang mencapai US$88,6 juta.
Kedatangan Suning ini disambut gembira oleh Paolillo.
"Para pengusaha China ini akan memperlakukan Inter seperti perusahaan multinasional," katanya. "Mereka punya alat untuk mengembangkan
brand Inter. Moratti juga mengambil keputusan yang baik dengan menjual sahamnya. Saham minoritas akan selalu kalah."
(vws)