Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Demokrat, Jefri Riwu Kore, mempertanyakan alasan pemotongan Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp609 Miliar yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN) 2016.
Menurutnya, olahraga nasional akan segera menghadapi sejumlah ajang internasional dalam waktu dekat sehingga pemotongan dinilai tidak memiliki kepentingan mendesak.
"Secara pribadi saya sendiri tidak setuju (dengan pemotongan anggaran)," ujar Jefri kepada CNNIndonesia.com setelah rapat kerja Komisi X dan Kemenpora. "Tak ada
urgent-nya pemotongan ini. Pemerintah itu memotong ada apa? Dijelaskan dulu dong, ada krisis atau ada apa
kek."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Rancangan Undang-Undang APBN (RUU APBN) yang diajukan pada DPR RI, Kemenpora mendapatkan pemotongan 609 miliar. Anggaran semula Kemenpora adalah Rp3,3 triliun, sehingga pemotongan akan mencapai 18,44 persen.
Pemotongan ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk melakukan penghematan anggaran negara sebesar Rp47,8 triliun menjadi Rp2.047,8 triliun dalam RAPBNP 2016. Saat ini di APBN 2016, pagu anggaran belanja negara sebesar Rp2.095,7 triliun.
Untuk itu, alokasi belanja kementerian/lembaga (K/L) akan dipangkas sebesar Rp40,58 triliun dan anggaran yang ditransfer ke daerah dikurangi Rp11,87 triliun.
Masalahan pemotongan anggaran itu akan terus menjadi pembicaraan antara Kemenpora dengan Komisi X hingga penetapan RAPBN-P 2016 yang direncanakan akan diketok palu, 15 Juli mendatang.
Kemenpora beserta Komisi X juga akan kembali mengadakan rapat kerja antara tanggal 22 hingga 24 Juni, untuk menetapkan perubahan alokasi pada RAPBN-P 2016, sesuai dengan hasil pembahasan di Badan Anggaran.
"Sebulan ke depan akan ada empat raker. Tanggal 8 Juni ini merupakan pembahasan awal RAPBN-P, kemudian diikuti dengan pembahasan pada 14 Juni, kemudian penetapan 23 Juni, hingga terakhir 15 Juli," ujar Ketua Komisi X, Teuku Riefky.
(vws)