Jakarta, CNN Indonesia -- Isu kemananan masih menjadi pertimbangan utama bagi PT Gelora Trisula Semesta (GTS) untuk melarang kehadiran suporter tamu dalam duel Persib Bandung melawan Persija Jakarta, 16 Juli 2016.
CEO PT GTS Joko Driyono menilai upaya pengamanan ketat yang mengandalkan kekuatan berlapis dari pihak kepolisian bukan solusi tepat untuk mencegah kericuhan yang sudah mengakar di antara Bobotoh dan Jakmania.
"Kebijakan itu harus kita lihat sebagai tindakan pencegahan. Kita harus melihat sejarah kedua suporter selama beberapa musim terakhir," kata Joko Driyono yang dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak dalam posisi menghukum siapapun, tapi kami ingin kedua klub memahami ada potensi kesulitan keamanan."
Sebelumnya, Ketua Umum Jakmania Richard Ahmad Supriyanto mengaku kecewa dengan keputusan sepihak yang dikeluarkan operator ISC. Apalagi, Jakmania telah mendapatkan lampu hijau dari pejabat daerah setempat terkait kemungkinan menerima mendampingi Persija di Jawa Barat.
"PT GTS mengeluarkan kebijakan sepihak dan terkesan tidak mau repot mengurus keamanan suporter. Padahal, Jakmania sendiri sudah mendapat lampu hijau dari pejabat daerah di Bandung," kata Richard.
Jakmania, lanjut Richard, sudah melakukan pertemuan dengan Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Bambang Waskito di Bandung pada pekan lalu.
Tak hanya itu, Richard pun sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Jakarta. Senada dengan Ridwan Kamil dan Bambang Wakito, Aher -sapaan Ahmad Heryawan- pun menyambut positif rencana Jakmania.
Jakmania juga memegang janji pihak kepolisian yang sempat menyatakan bakal melakukan pengawalan yang sama ketika Bobotoh mendampingi Persib di final Piala Presiden dan Piala Bhayangkara di Jakarta.
Kendati demikian, Joko bersikukuh bahwa kondisinya saat ini berbeda. Ia berharap Jakmania dapat bekerja sama dengan baik mengenai keputusan tersebut.
Ia ingin fans pun sadar bahwa segala tindakannya akan berimbas kepada klub yang mereka bela.
"Ini bukan cerita baru (rivalitas Jakmania dan Bobotoh). Ini cukup lama dan kami harus berhati-hati. Kami tidak ingin sepak bola dikelola selayaknya perang," ucap Joko.
(jun)