Chile, dari Anak Bawang Jadi Raja Amerika

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 10:57 WIB
Tim nasional Chile untuk kali kedua dalam dua tahun berturut-turut menjadi juara Copa America. Padahal, sebelumnya mereka hanya tim yang tak diandalkan.
Timnas Chile menjadi juara Copa America Centenario setelah mengalahkan Argentina di partai final. (Reuters/Mike DiNovo-USA TODAY Sports)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim nasional Chile menjadi juara Copa America Centenario. Setelah tak pernah memenangi turnamen besar apapun dalam rentang waktu satu abad, tiba-tiba saja kesebelasan yang dijuluki La Roja itu mengoleksi dua Copa America dalam dua tahun terakhir.

Pada final Copa America 2015, Chile menjadi juara untuk kali pertama dalam sejarah setelah mengalahkan Argentina di partai final. Mereka menang lewat drama adu penalti yang berakhir dengan skor 4-1.

Di Copa America Centenario, turnamen yang digelar untuk memperingati 100 tahun kompetisi terbesar di Amerika Selatan ini, Chile kembali menang dari lawan yang sama dan dengan cara yang sama pula: berjaya di adu penalti lawan Argentina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenangan Chile di final Copa America Centenario yang digelar Stadion MetLife, New Jersey, Minggu (26/6), ini pun terjadi dalam kondisi yang spesial.

Di awal tahun, terjadi kisruh di tubuh Asosiasi Sepak Bola Chile (FFCH) yang menyebabkan terjadinya pergantian pelatih. Jorge Sampaoli, arsitek yang mengantarkan Chile juara pada 2015, undur diri setelah terjadinya sejumlah penyelewengan finansial pada kontrak baru yang ia terima.

Sampaoli pun kemudian digantikan oleh pelatih yang berasal dari Argentina lainnya, Juan Antonio Pizzi. Banyak yang meragukan kemampuan Pizzi dan memprediksi Chile tak bisa lagi mengulangi raihan di bawah Sampaoli.

Sebelumnya, Chile juga terpukul setelah presiden FFCH, Sergio Jadue, tersangkut skandal korupsi FIFA dan telah diekstradisi ke Amerika Serikat.

Di Copa America Centenario 2016, langkah Chile pun sempat terhambat. Di laga pertamanya, Chile dikandaskan Argentina 2-1 berkat gol Angel Di Maria dan Ever Banega. Chile kemudian lolos dengan status runner-up berkat kemenagnan atas Bolivia dan Panama.

Barulah Alexis Sanchez dan kawan-kawan menunjukkan tajinya di fase gugur. Di babak perempat final mereka mengantarkan kekalahan terbesar kedua dalam sejarah Meksiko, dengan mengempaskan mereka 0-7.

Di babak semi final, Chile pun mengandaskan perlawanan calon juara lainnya, Kolombia dengan skor 2-0.

Di partai final, Chile kembali menunjukkan permainan mereka yang agresif dan tak kenal takut. Meski sempat kehilangan Marcelo Diaz karena kartu merah, mereka tak panik dan tetap memberikan perlawanan ngotot pada Argentina.

Pada akhirnya mereka pun bisa membawa pulang piala berlapis emas yang khusus dibikin untuk Copa America Centenario, setelah melewati adu penalti. Chile, sang anak bawang, kini telah menjadi raja Amerika. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER