Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden FIFA yang baru, Gianni Infantino, tak luput dari dugaan skandal yang menerornya. Komite Etik FIFA, kini tengah melakukan investigasi terhadap tudingan pelanggaran yang dilakukan Infantino sebelum menjabat sebagai Presiden FIFA.
Seperti dilaporkan BBC, Invantino sedang bertemu Komite Etik FIFA, di Zurich Jumat (15/7) waktu setempat, untuk dimintai keterangan terkait dugaan tersebut.
Beberapa dugaan pelanggaran Kode Etik dialamatkan kepada mantan Sekjen UEFA itu. Di antaranya adalah penggunaan jet pribadi milik salah satu negara yang pernah mengajukan sebagai tuan rumah Piala Dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Infantino dituding mengisi orang-orang yang dianggap tidak layak dalam jabatan penting di FIFA.
Terakhir, pria berkepala pelontos ini ditengarai membebankan biaya pribadi seperti kasur, rangkaian bunga, alat kebugaran, dan biaya laundri kepada FIFA.
Jika bukti-bukti dirasa mencukupi, Komite Etik akan melakukan investigasi menyeluruh. Dengan kondisi itu, Infantino terancam hukuman skors 90 hari dari jabatannya sebagai Presiden FIFA.
Perwakilan FIFA pun mengamini upaya Komite Etik tersebut. "Presiden FIFA telah menyatakan secara terbuka akan menghormati independensi dan upaya Komite Etik dan ia akan menyediakan, jika dibutuhkan, apapun informasi penting untuk memfasilitasi peninjauan dari Komite (Etik)," demikan keterangan juru bicara FIFA.
Dalam kesempatan itu pula, Infantino mencoba melakukan pembelaan diri atas tuduhan tersebut. "Presiden telah menegaskan ia sudah bertindak sesuai dan berdasarkan kode etik FIFA," turur juru bicara FIFA.
Ia juga mengungkapkan bahwa dugaan itu absurd dan tidak berdasar. Infantino juga menjamin bahwa tak akan ada tindakan lebih jauh terkait sumber yang mengadukannya ke Komite Etik dan notabene orang dekatnya sendiri.
Dilaporkan pula FIFA tengah menyewa penasihat hukum untuk melakukan pemeriksaan terkait tudingan yang memberatkan Infantino.
Menurut sumber kepada BBC, tudingan terhadap Infantino merupakan upaya balas dendam terhadap mantan pejabat FIFA yang telah dilengserkan dari jabatannya.
(bac)