Jakarta, CNN Indonesia -- Meninggalnya suporter Persija Jakarta asal Ciganjur, Muhammad Fahreza (16), harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak, terutama bagi PSSI.
Otoritas sepak bola itu berjanji akan menjalin komunikasi lebih intens untuk merumuskan sistem kemanan lebih profesional. Upaya ini harus dilakukan agar kasus Fahreza tidak terulang di kemudian hari.
Eja, panggilan akrab Fahreza, menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (15/5). Menurut keterangan keluarga, Eja diduga meninggal akibat dianiaya aparat keamanan di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, dua hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu, Eja hendak menyaksikan pertandingan Indonesian Soccer Championship (ISC) antara Persija melawan Persela Lamongan.
"Turut berbelasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan. Itulah mengapa
stadium security plan sangat penting dari sisi pelaksanaan maupun keamanan secara keseluruhan oleh pihak yang berwenang," kata Sekjen PSSI, Azwan Karim, kepada
CNNIndonesia.com.
Keamanan tidak hanya menjadi tanggung jawab kepolisian semata, namun juga pelaksana pertandingan.
"Saya kira pengamanan stadion di Indonesia belum cukup aman, karena dari sisi infrastruktur belum sesuai dengan standard FIFA
security stadium.
Human error masih sering terjadi," ujarnya.
Bukan soal personel kepolisian yang harus berlimpah, namun harus ada prosedur kemanan yang memadai. Fasilitas CCTV atau kamera pengintai pun menjadi bagian yang wajib ada di setiap sudut stadion.
Lebih lanjut Azwan mengatakan, solusi terhadap peristiwa ini adalah kerja sama dengan pemerintah. Sebab PSSI tidak mempunyai wewenang untuk menyelidiki atau bahkan menangkap pelaku yang menyebabkan Eja tewas.
"Yang punya kewenangan itu pemerintah beserta aparat keamanan, makannya harus dilaksakan kerja sama. Edukasi suporter juga harus kita lakukan, tapi yang namanya kecelakaan bisa terjadi setiap saat," ucap Azwan.
Hingga kini belum ada kabar positif soal keberadaan pelaku yang diduga menewaskan Eja. Kabar terakhir, pihak kepolisian malah menduga Eja tewas akibat kecelakaan lalu lintas.
(jun)