Jakarta, CNN Indonesia -- Segala cara dilakukan Chef de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Indonesia di Olimpiade 2016 Rio, Raja Sapta Oktohari, untuk membuat para atlet Indonesia merasa nyaman jelang berlangsung ajang multi-cabang terbesar di dunia tersebut.
Salah satunya adalah dengan menyediakan makanan yang sesuai dengan lidah atlet. Manajer angkat besi Indonesia, Alamsyah Wijaya, mengatakan makanan yang disediakan pihak penyelenggara tidak sesuai dengan lidah lifter Indonesia.
"Menu internasional, tapi rasanya tidak karuan. Untung ada droping makanan dari CdM (Raja Sapta Oktohari). CdM kasih makanan Indonesia. Biasa, seperti opor ayam, rendang, telor dadar, ayam goreng, sayur tumis, dan lain-lain," ucap Alamsyah kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan situs Bon Appetit, panitia penyelenggara Olimpiade 2016 menyediakan ruang makan yang ukurannya sepanjang empat kolam renang. Ruang makan itu mampu menampung 18.000 orang dan menyediakan sekitar 200 kilogram makanan per hari.
Berbagai macam menu disediakan untuk menyesuaikan lidah atlet Asia, Eropa, atau benua lainnya. Pizza, pasta, bubur, nasi, jagung, jeli dengan yoghurt rendah lemak, daging, dan ikan adalah beberapa pilihan makanan yang ada.
Lebih lanjut, Alamsyah juga mengatakan tidak ada masalah soal fasilitas di Kampung Atlet. Meski mengaku sempat mengalami kebocoran pipa, Alamsyah mengatakan hal itu langsung ditangani panitia penyelenggara.
Cabang angkat besi merupakan salah satu andalan Indonesia, selain bulutangkis, untuk meraih medali. Mengirim tujuh lifter, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI menargetkan tiga medali di Olimpiade 2016.
"Berat badan lifter sudah mendekati berat badan pertandingan, latihan sudah diadakan sejak hari pertama tiba pada 29 Juli dan sekarang masuk tahap akhir fase pertandingan," ucap Alamsyah.
Sebelum tiba di Brasil, ketujuh lifter Indonesia menjalani pemusatan latihan dan adaptasi cuaca selama kurang lebih 20 hari di Cape Town, Afrika Selatan.
(har)