Jakarta, CNN Indonesia -- Perburuan tim panahan putra Indonesia terhenti di Olimpiade 2016. Hanif Wijaya dan kawan-kawan takluk dari tim Amerika Serikat di babak perempat final nomor beregu, di Stadion Sambodromo, Rio de Janeiro. Sabtu (6/8).
Indonesia kalah 6-2 dari AS akibat dua nilai tujuh dan menutup untuk memperpanjang langkah di cabang olahraga tersebut
Namun, Indonesia belum mau menyerah. Pelatih tim panahan, Deni Trisjanto menegaskan, masih ada nomor individu yang menjadi incaran para pemanah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, secara teknik para pemanahnya sudah sempurna. “Tim putra memang luar biasa. Selama ini, belum pernah ada tim putra (Indonesia) yang pernah lolos ke Olimpiade. Menurut saya, prestasi ini sudah bagus karena kami bisa masuk perempat final. Hanya saja, kami harus mengakui keunggulan Amerika Serikat,” kata Deni seperti dikutip dari rilis resmi tim kontingen Indonesia.
Deni menerangkan, secara mental seharusnya tidak ada masalah. “Secara teknis, tidak ada masalah karena saya melihatnya bukan ketepatannya, tapi tekniknya. Kalau teknik bagus, lepas bisa kenanya bagus," tuturnya.
Tapi bisa saja saat melepas (anak panah) jadi goyang, karena detak jantung, atau karena yang lain."
Menempati peringkat 10 pada babak kualifikasi, tim Merah Putih sebenarnya memperlihatkan penampilan yang menjanjikan di babak pertama nomor beregu. Mereka mengecundangi Taiwan yang menempati unggulan ketujuh dengan skor 6-2.
Namun, undian yang tidak terlalu menguntungkan membuat tim panahan putra Indonesia harus bertemu Amerika Serikat di semi final.
Kalah 57-51 di set pertama, trio Ega, Hanif Wijaya, dan Hendra Purnama menyamakan angka di set berikutnya berkat empat bidikan 10. Pada set ketiga, Indonesia kalah tipis 57-56.
Sayangnya, Ega mengawali set keempat dengan nilai tujuh, disusul oleh Hanif yang juga mendapat nilai tujuh. Indonesia akhirnya kalah 56-51 di set keempat.
Ega, Hanif, dan Hendra masih memiliki kesempatan pada nomor individu yang akan dimulai Senin (8/8) waktu setemoat, begitu pula Ika Yuliana di kategori putri.