Terkait Skandal Kepemilikan Pemain, Allardyce Minta Maaf

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Rabu, 28 Sep 2016 11:39 WIB
Sam Allardyce mendiskusikan persoalan-persoalan yang berpotensi mengakali aturan-aturan FA saat menyampaikan keputusan mundur dari timnas Inggris.
Sam Allardyce memilih mundur daripada dipecat dari timnas Inggris karena hasil investigasi yang dipublikasi media Inggris. (Reuters / Andrew Couldridge)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sam Allardyce akhirnya memutuskan mundur dari jabatannya sebagai manajer timnas Inggris. Dia memilih mundur daripada dipecat dari timnas Inggris karena hasil investigasi yang dipublikasi media Inggris, Telegraph.

Pada Selasa (27/9), juru taktik yang dikenal dengan sapaan Big Sam itu menemui Direktur Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) Greg Clarke dan kepala eksekutif FA Martin Glenn. Dalam pertemuan itu Allardyce mengaku meminta maaf, termasuk atas orang-orang yang disinggung dalam perbincangannya yang direkam sembunyi-sembunyi oleh wartawan Telegraph yang menyamar.

"Merupakan kehormatan yang luar biasa ditunjuk sebagai Manajer Inggris [pada Juli 2016], dan kecewa dengan hasil ini," kata Allardyce seperti dikutip dari BBC Sport.

Allardyce yang mendapat gaji 3 juta poundsterling per tahun dari FA, diduga menggunakan jabatannya untuk mendapatkan 400 ribu poundsterling. Uang tersebut digunakan untuk membayar Allardyce, yang nantinya akan memberikan nasihat bagaimana mengakali peraturan FA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perbincangan dengan jurnalis Telegraph yang sedang menyamar, Allardyce memberikan saran untuk mengakali aturan FA terkait kepemilikan pemain oleh pihak ketiga yang dilarang dalam sepak bola Inggris. Allardyce setuju untuk pergi ke Singapura dan Hong Kong untuk menjelaskannya.

"Meskipun itu dibuat jelas selama pembicaraan yang terekam bahwa setiap kesepakatan yang diajukan membutuhkan persetujuan penuh dari FA, saya menilai saya telah membuat beberapa komentar yang telah menyebabkan malu," kata mantan arsitek Sunderland dan West Ham United tersebut.

Dalam video tersebut Allardyce juga menghina mantan manajer timnas Inggris, Roy Hodgson, dan asistennya, Gary Neville. Mantan manajer Sunderland itu juga menganggap keputusan FA merenovasi Stadion Wembley sebagai keputusan yang 'bodoh'.

"Dalam pertemuan [dengan FA] saya diminta mengklarifikasi apa yang telah saya katakan [dalam video rekaman hasil investigasi] dan konteks dalam perbincangan [dengan reporter yang menyamar]. Saya bekerja sama penuh untuk menghormati ini," ujar Allardyce.

"Saya juga menyesali komentar saya tentang individu-individu lainnya."

Sementara itu Clarke menegaskan Allardyce memutuskan mundur, dan bukan dipecat karena posisinya yang tak nyaman tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, sambung Glenn seperti dikutip dari situs FA, Allardyce pun mendiskusikan persoalan-persoalan yang berpotensi mengakali aturan-aturan FA.

Glenn sendiri masih menilai Allardyce sebagai sosok yang sebetulnya tepat untuk menukangi timnas Inggris. Glenn lalu mengaku terpukul dengan keputusan Allardyce.

Allardyce ditunjuk manajer timnas Inggris pada Juli silam. Ia mengganti Roy Hodgson yang gagal membawa skuat Tiga Singa berjaya di Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016. Allardyce awalnya dikontrak dua tahun untuk membawa timnas Inggris ke Piala Dunia 2018.

Kini, dengan mundurnya Allardyce, timnas Inggris sementara dipimpin Gareth Southgate.

Selanjutnya FA akan mencari juru taktik permanen. Selain Southgate, manajer AFC Bournemouth Eddie Howe, manajer Crytal Palace Alan Pardew, dan manajer Hull City Steve Bruce menjadi kandidat yang diperhitungkan. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER