Jakarta, CNN Indonesia -- Modus membongkar skandal dengan menyamar sebagai pengusaha asal Timur Tengah seperti yang terjadi dengan mantan manajer timnas Inggris, Sam Allardyce, bukan hal yang baru.
Allardyce mengambil keputusan untuk meninggalkan kursi manajer timnas Inggris menyusul investigasi yang dilakukan Telegraph. Salah satu jurnalis Telegraph mencoba melakukan penyamaran sebagai seorang pengusaha dari Timur Tengah dan berpura-pura membuat negosiasi soal kontrak pemain.
Dalam perbincangan dengan jurnalis Telegraph yang sedang menyamar, Allardyce memberikan saran untuk mengakali aturan FA terkait kepemilikan pemain oleh pihak ketiga yang dilarang di sepak bola Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modus investigasi menyamar sebagai pengusaha asal Timur Tengah oleh media Inggris bukan kali ini saja terjadi. Dalam lebih dari satu dekade terakhir, istilah 'Syekh Palsu' yang melakukan investigasi dengan menyamar sebagai pengusaha asal Timur Tengah sudah terjadi.
Adalah pria 53 tahun bernama Mazher Mahmood yang merupakan otak di balik sosok 'Syekh Palsu'. Mahmood pernah bekerja untuk News Of The World dan The Sun, dan terlibat dalam sejumlah investigasi yang menggemparkan Inggris.
Di dunia olahraga, Mahmood pernah membuat mantan presiden Newcastle United Freddy Shepherd dalam masalah pada 1998. Ketika Mahmood menemui Shepherd sebagai 'Syekh Palsu' yang ingin menjadi investor dalam klub.
Dalam pertemuan itu Mahmood menangkap aksi Shepherd yang mengejek dan menghina suporter Newcastle. Shepherd juga tertangkap kamera Mahmood mengejek Alan Shearer yang sedang menjadi bintang Newcastle.
Heboh ErikssonMantan manajer timnas Inggris, Sven-Goran Eriksson, juga pernah menjadi korban Mahmood. Pada Januari 2006, Mahmood menyamar sebagai pengusaha kaya raya dari Timur Tengah yang mengaku ingin membeli Aston Villa.
Eriksson kemudian mengatakan siap meninggalkan timnas Inggris dan melatih Villa jika Mahmood membeli. Eriksson berjanji akan membawa David Beckham, yang ketika itu memperkuat Real Madrid, ke Villa. Mantan pelatih Lazio itu juga membuat tudingan terhadap sejumlah pemain Inggris, salah satunya mengatakan kalau Michael Owen tidak senang di Newcastle United.
FA kemudian memerintahkan Eriksson untuk meminta maaf kepada sejumlah pemain Inggris. FA mempertahankan Eriksson dan baru mendepaknya usai Piala Dunia 2006. FA mengaku keputusan untuk mendepak Eriksson tidak ada hubungannya dengan pemberitaan News Of The World.
Pada Agustus 2010, Mahmood menyamar sebagai pengusaha asal India yang membongkar pengaturan skor yang dilakukan empat atlet kriket asal Pakistan: Mohammad Amir, Mohammad Asif, Salman Butt dan Kamran Akmal.
Di luar dunia olahraga, Mahmood juga menciptakan kontroversi lewat investigasinya. Pada Maret 2006, politikus George Galloway hampir berhasil dijebak Mahmood yang menyamar sebagai pengusaha asal Timur Tengah.
Ketika itu Mahmood berusaha mengorek informasi mengenai pembiayaan ilegal Partai Respect yang dipimpin Galloway. Mahmood juga berusaha mengiring opini Galloway untuk menyetujui anti-semit. Namun, Galloway berhasil lolos dari jebakan Mahmood.
Sejumlah nama tenar lainnya yang juga sempat menjadi subyek investigasi Mahmood di Inggris adalah penyanyi penyanyi Tulisa Contostavlos dan aktor John Alford.
Hingga kini, nama Mahmood tidak dihubungkan dengan hasil investigasi Telegraph terhadap Allardyce. Namun, modus investigasi media menggunakan 'Syekh Palsu' yang digunakan Telegraph jelas bukan yang pertama dilakukan.
(ptr)