Ketika Gasing Dilirik Warga Asing

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Okt 2016 17:02 WIB
Seorang warga asal Afrika Selatan, Papi Mokhadi, tak beranjak dari lokasi permainan gasing yang dianggap unik dan lucu.
Peserta TAFISA 2016 asal Afrika, Papi Mokhadi, keranjiangan main gasing. (CNNIndonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Papi Mokhadi, peserta TAFISA 2016 asal Afrika Selatan, semula bingung mengamati cara bermain gasing. Setelah bisa memainkannya, ia justru tak beranjak dari lokasi permainan benda berputar tersebut.

Awalnya, Papi tampak bingung memandang banyak permainan tradisional yang dipamerkan di halaman parkir Ecopark Taman Impian Jaya Ancol, salah satu venue festival olahraga rekreasi dunia atau TAFISA World Games 2016.

Kursi-kursi kayu berpanjang kurang lebih 1,5 meter dan lebar 30 sentimeter tersebut berdiri rapih di bawah instalasi bambu yang berdiri dan membentuk atap bercelah dan dilengkapi rumput sintetis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total ada 15 kursi kayu. Di panjang tepian masing-masing kursi tersebut terdapat stiker transparan dengan gambar sebuah bendera dan nama dari bahasa negara tersebut.

Stiker di kursi pertama bernegara Malaysia dengan tulisan Dam Harimau. Yang berikutnya bernegara Meksiko dengan tulisan Awithlaklannai. Sementara peserta Indonesia selaku tuan rumah, berada di kursi ke-12.

Papi awalnya mampir untuk mencoba permainan di kursi pertama, ia duduk di ujung kursi. Namun tak lama ia pindah ke kursi ke-12 karena panitia di lokasi tersebut mengajaknya untuk bermain permainan lain.

Di tengah kursi ke-12 tersebut terdapat empat kayu bulat berbentuk seperti biji pohon ek terbalik, diapit lingkaran cekung berdiameter kurang lebih 20 sentimeter.

Pria berusia 30 tahun asal Afrika Selatan tersebut kemudian duduk di belakang lingkaran cekung tersebut sembari memandangi sebuah gasing yang belum pernah dilihat sebelumnya.

"Ini namanya adalah gasing, permainan tradisional Indonesia. Mari saya ajarkan bagaimana cara bermainnya," kata seorang panitia dengan menggunakan bahasa Inggris.

Batang gasing tersebut kemudian dipelintir agar berputar dengan cepat. Supaya permainan jadi lebih seru, gasing diadu dengan gasing lain. Yang berhenti paling lama lah yang berhak menang.

Papi, selalu kalah karena menurutnya ia memilih gasing yang kurang baik. Ada empat di kurai tersebut yakni dua gasing berwarna merah dan dua lainnya berwarna putih.

"Game ini sangat bagus, tapi harus punya teknik yang tepat. Permainan ini tidak ada di Afrika Selatan," ucap Papi yang juga baru pertama menginjak Indonesia.

"Kami lelah sekali terbang selama 24 jam ke Indonesia. Tetapi, di sini ternyata sangat menyenangkan dan makanannya halal!"

Papi bersama temannya, Tsepo Shibombo, nampak sulit beranjak dari meja gasing. Mereka tampak beradu kemampuan sambil melepas tawa bersama. "Permainan ini sangat menyenangkan," tulis Papi dalam daftar pengunjung sebelum meninggalkan Ecopark untuk beristirahat.

Berbeda dengan Papi, Sivanesan Rengasami Naidu dari Malaysia, mengaku sudah mengenal gasing di negara asalnya. "Kebanyakan permainan tradisional Indonesia ada persamaan dengan Malaysia, tapi peraturannya mungkin sedikit berbeda," ucap Siva.

Ini kali kedua Siva berkunjung ke Indonesia. Menurutnya, orang Indonesia ramah dan senang bergaul. "Sebab mereka pun tahu bahasa melayu, jadi tidak masalah soal komunikasi," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER