Jakarta, CNN Indonesia -- Kongres pemilihan Ketua Umum PSSI 17 Oktober 2016 tinggal hitungan hari lagi. Namun, kepastian lokasi Kongres di Makassar seolah kembali mentah.
Tarik menarik soal lokasi Kongres pun semakin kuat di antara para pemangku kepentingan sepak bola nasional. Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) misalnya, tak menghendaki acara pemilihan pengurus baru PSSI tersebut di Makassar.
Kemenpora sebelumnya telah memberikan surat peringatan kepada PSSI agar Kongres tak digelar di Makassar. Menurut Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot Dewa Broto, pihak kepolisian dalam hal ini Mabes Polri, belum memberikan izin terkait Kongres di Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat beredar rumor pula, Yogyakarta atau Solo disiapkan sebagai tempat KLB PSSI menggantikan Makassar.
Anggota PSSI pun tampaknya terpecah antara yang mengikuti keinginan Kemenpora dan tidak. Sebut saja dari para anggota PSSI pemilik suara yang menamakan diri Kelompok 85 pengusung Pangkrostrad Letjen Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI, kompak sejalan dengan Kemenpora.
Bahkan, Edy sendiri sudah menyebut akan mengikuti keinginan pihak Kemenpora untuk menggelar KLB PSSI selain di Makassar.
"Saya rasa di mana pun tidak masalah. Yang penting netral dan sportif. Tapi ini kan di Indonesia, sebaiknya memang ikuti keinginan pemerintah," ucap Edy seperti dikutip dalam rilis resmi tim pemenangan Edy.
Edy sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pemilik suara di Yogyakarta, Sabtu (8/10), bertepatan dengan laga tim nasional Indonesia, untuk melakukan konsolidasi memastikan dukungan di KLB PSSI mendatang. "Saya optimistis dalam pemilihan nanti," ungkap Edy.
Senada dengan Edy, Presiden Persija Jakarta Ferry Paulus mengatakan ikut keinginan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, terkait lokasi KLB PSSI.
"Keputusan pemerintah tentu harus dihormati. Tak perlu lagi ada perdebatan lagi, tinggal ikuti saja," ungkap Ferry saat ditemui
CNNIndonesia.com di Stadion Maguwoharjo, Minggu (9/10).
Soal kabar KLB bakal digelar di Yogyakarta atau Solo, Ferry sendiri juga sudah mendengar informasi tersebut.
"Tapi itu baru kabar angin. Kepastiannya pun saya belum tahu seperti apa."
Senada dengan Ferry, Manajer Umum Persib Bandung, Umuh Muchtar, pun meminta PSSI memperhatikan baik-baik persoalan perizinan keramaian. Ia menyebut dirinya tak bermasalah jika Kongres digelar di Makassar, Yogyakarta, atau Jakarta sekali pun asal mendapatkan izin kepolisian.
Sebelumnya disebut-sebut bahwa Kelompok 85 yang bersikeras agar KLB PSSI tidak digelar di Makassar. Meski demikian, Ferry yang juga tergabung dalam Kelompok 85 membantah hal tersebut.
Di lain pihak, anggota PSSI lainnya mengatakan harus menghormati keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI terkait lokasi KLB di Makassar.
Angota Exco PSSI sekaligus calon Ketua Umum PSSI Tonny Aprilani bahkan meyakini, KLB tetap akan berlangsung di Makassar.
"Sampai detik ini saya bicara dengan Sekjen (PSSI, Azwan Karim) keputusan final masih tetap di Makassar. Sekjen barusan komunikasi lagi dengan AFC dan FIFA, mereka positif akan hadir di Makassar," ujar Tonny.
Tonny menjelaskan permintaan pemerintah dalam hal ini Kemenpora untuk menggelar Kongres PSSI di Yogyakarta tidak bisa diakomodasi. Pasalnya, permintaan tersebut diajukan kurang dari 40 hari atau delapan pekan jelang kongres.
"Kalau (lokasi kongres) diubah akan menyalahi aturan dan statuta. Pada 15 Oktober malam, FIFA dan AFC juga mengajak rapat di Makassar. Berarti FIFA dan AFC menginginkan tempat yang sudah ditetapkan," kata Tonny.
"Saya secara pribadi menyarankan, 'Sudah, apa salahnya kita pindah ke Yogyakarta? Kita kan bermitra dengan pemerintah'. Tapi kemudian diperlihatkan surat dari FIFA, statuta, kalau memindahkan tempat kurang dari 40 hari atau delapan pekan, kita disanksi lagi. Apa mau seperti itu? Jadi terjepit posisinya."
Sementara itu, Direktur PT PSM Sumirlan menegaskan, hingga Rabu (12/10) pukul 13.00 WIB PSSI belum membatalkan izin penyelenggaraan kongres di Makassar. Menurutnya, PSM hanya mengacu kepada PSSI sebagai induk organisasi sepak bola, bukan kepada Kemenpora.
"Artinya begini, kalau memang rekomendasi,
ya boleh diikuti atau tidak. Dan, seharusnya saran diberikan sebelum penetapan lokasi kongres. Nah, kalau sudah ditetapkan kan jadi merugikan persiapan yang sudah ada," tutur Sumirlan saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Sebelumnya, ada dugaan kecemasan Makassar dinilai tidak netral menggelar KLB PSSI. Itu terkait salah satu calon Ketua Umum PSSI seperti Erwin Aksa yang disebut-sebut punya pengaruh besar di kota itu.
Sumirlan membantah dugaan tersebut.
"Soal potensi kecurangan, kenapa harus takut? Toh, sudah punya calon masing-masing. Lagi pula menurut saya Erwin Aksa tidak ngotot cari jabatan," terang Sumirlan.
"Kalau terpilih ya syukur, kalau tidak ya tidak masalah juga. Sebab, sampai saat ini dia satu-satunya calon yang tidak berkampanye baik di media maupun di acara apapun."
(vws)