Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) lega setelah Komisi X DPR RI menyetujui penuh biaya penyiaran Asian Games 2018. Dana penyiaran tersebut dipastikan lunas tahun ini.
Keputusan itu merujuk pada Surat Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada 15 September 2016.
Surat tersebut terkait review proses penganggaran terhadap rincian program dan kegiatan pemanfaatan realokasi belanja APBN-P TA 2016 Kemenpora dianggap memenuhi persyaratan sebesar Rp421,997 miliar. Sedangkan sisanya, Rp78 miliar belum memenuhi persyaratan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu Komisi X DPR-RI dalam Rapat Kerja (Raker), Kamis (20/10) malam pun mengabulkan rencana anggaran relokasi yang diminta Kemenpora.
"Itu adalah kontribusi dewan yang luar biasa terhadap Menpora. Itu menunjukkan betapa tinggi kepedulian dewan kepada suksesnya Asian Games itu sendiri. Kami harus berterima kasih, jujur," kata Gatot S Dewa Broto, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora kepada CNNIndoensia, Jumat (21/10).
Sebanyak Rp405 miliar akan diperuntukan pembayaran dana penyiaran Asian Games sebesar US$30 juta.
Sementara untuk panitia dan sekretariat Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) sebesar Rp1,278 miliar, koordinasi nasional dan internasional persiapan Asian Para Games INAPGOC 2018 Rp3,721 miliar.
Selain itu ada juga dana sebesar Rp10,125 miliar untuk uang jaminan gelaran Asian Para Games 2018 serta untuk penyusunan dan sosialisasi pedoman, SOP (standard operating procedure) , petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sebesar Rp1,875 miliar.
"Pembayaran dana penyiaaran Asian games full lunas dari dana realokasi itu," ujar Gatot.
Dijelaskan Gatot, jumlah yang dibayarkan melalui dana realokasi itu belum termasuk 5 persen denda karena Indonesia sudah telat setahun dari batas pembayaran pertama, September 2015 lalu.
"Yang penting itu kami penuhi dulu. Jumlahnya juga kan sebetulnya tidak sampai Rp 405 miliar hanya sekitar Rp 390 miliar sekian. Tapi karena kurs dihitungnya jadi segitu," ujar Gatot yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden INASGOC 2018.
"Denda lima persen itu nanti. Yang penting utang pokoknya dibayar. Yang lain urusan berikutnya. Prosesnya nanti ditransfer dari KOI (Komite Olimpiade Indonesia) ke OCA," kata Gatot lagi.
(jun)