Jakmania Keberatan Disanksi Tak Boleh Dukung Persija

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2016 15:48 WIB
Ketua Bidang Infromasi dan Komunikasi The Jakmania, Diky Soemarno menganggap sanksi yang dijatuhkan pihaknya aneh dan kurang profesional.
JakMania disanksi tidak boleh menghadiri laga Persija Jakarta hingga ISC berakhir. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi The Jakmania, Diky Soemarno, keberatan atas sanksi yang diberikan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yakni dilarang menyaksikan secara langsung laga klub berjulukan Macan Kemayoran tersebut hingga kompetisi Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016 berakhir.

Diky menganggap keputusan PT GTS aneh dan kurang profesional dalam memberikan hukuman tersebut.

"Dasarnya apa? Apakah JakMania benar berbuat rusuh atau bagaimana? Dan selama ini tidak pernah ada panggilan kepada Persija atau Jakmania untuk sama-sama membicarakan persoalan ini," kata Diky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/11) siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sangat menyesalkan (hukuman PT GTS), alasannya apa? Kalau memang kami berbuat rusuh dan membuat teman kami meninggal, apakah tidak lebih baik untuk ditinjau dan diusut dulu? Kalau mau hukum jangan nangung-nanggung, langsung Persijanya juga saja kalau begitu," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Diky berpendapat keputusan PT GTS tersebut akan menimbulkan polemik besar dalam persepakbolaan Indonesia.

"Karena akan ada perlawanan terhadap keputusan ini, dan saya pikir keputusan ini akan menjadi 'bola salju' dalam kondisi persepakbolaan Indonesia yang sedang panas. Pasti akan ada aksi penolakan yang sangat besar," ucap Diky.

PT GTS menghukum Jakmania setelah beberapa waktu lalu terjadi kerusuhan di kawasan Palimanan, Cirebon, yang menewaskan seorang suporter Persija, Harun Al Rasyid. Harun tewas karena pukulan benda tumpul dalam bentrok dengan masyarakat sekitar di kawasan tersebut.

Bentrok terjadi ketika rombongan The Jakmania dalam perjalanan pulang ke Jakarta usai mendukung kesebelasannya dalam laga melawan Persib Bandung di Solo. Sebanyak 120 anggota pasukan dari Polsek Gompol ikut membantu melerai sekitar 300 personel The Jakmania yang adu pukul dengan masyarakat di kawasan Tegalkarang dan Lungbenda.

Hingga kini Diky mengaku tidak mendapat kabar dari kepolisian terkait perkembangan proses penyelidikan pelaku yang menewaskan Harun. Ia menyayangkan tidak ada transparansi dari pihak kepolisian dalam menjalani proses hukum tersebut.

Diky pun berharap agar keadilan dapat ditegakkan khususnya kepada Jakmania.

"Kami tidak menimpuk rumah warga, kami membela diri karena diserang. Kami berkelahi dengan suporter Persib, kami juga salah karena meladeni mereka. Akan tetapi kami meladeni karena ditimpuki."

"Dan kalau PT GTS menginginkan persepakbolaan yang profesional, mari bersama-sama mewujudkan itu. Kami sekarang pasti akan berkumpul dengan pengurus membahas keputusan itu, dan kami ingin minta transkrip surat dari PT GTS ke Persija," ucapnya melanjutkan.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER