Jakarta, CNN Indonesia -- Pendukung klub Persebaya Surabaya atau Bonek meminta Ketua Umum PSSI Letjen Edy Rahmayadi menepati janji menyelesaikan persoalan status kesebelasan sebelum 1 Januari 2017.
"Kami menanggapi secara baik dan mendukung pernyataan beliau. Kalau memang betul-betul janji terealisasi janji, kami akan sambut baik. Untuk sementara, karena (hak suara) klub kami digunakan Bhayangkara United pada Kongres kemarin, kami akan gempur dulu Polda Jawa Timur. Kami langsung beraksi," kata koordinator lapangan Bonek, Tubagus Dadang Kosasih, kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (11/11) sore.
Kongres Tahunan PSSI di Hotel Mercure Ancol pada Kamis (10/11) kemarin sempat diwarnai keributan kecil karena agenda pengesahan status Persebaya Surabaya dan tiga klub lainnya yaitu Arema Indonesia, Persiwangi Banyuwangi, dan Lampung FC batal digelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total 84 pemegang hak suara menolak pembahasan agenda tersebut, sementara 10 setuju, dan lima abstain.
Akibat pembatalan, Surabaya memanas. Ribuan Bonek memblokir Jalan Gubernur Suryo Surabaya, tepat di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka meluapkan kemarahan membakar ban dan bernyanyi menuntut PSSI mengesahkan status klub Persebaya 1927.
Saat ini, Dadang bersama ratusan Bonek sedang dalam perjalanan pulang ke Surabaya menggunakan kereta api. Setibanya di sana, ia berencana bertemu manajemen Persebaya dan berkoordinasi dengan Bonek untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.
"Kami akan tetap melakukan aksi dengan massa yang lebih besar, tapi tidak rusuh. Kalau Pak Edy tidak menepati janji, tidak menutup kemungkinan kami akan membuat aksi yang lebih besar," ucap Dadang.
Sementara itu koordinator lapangan Bonek lainnya, Yanto 'Grandong' Priyanto, mengaku sudah bosan dengan janji-janji PSSI selama ini. Menurutnya pengurus PSSI yang baru sama saja dengan sebelumnya, masih suka membuat pernyataan yang hanya sebatas janji tanpa realisasi.
"Masih jauh dari reformasi total yang kami harapkan, belum ada jiwa-jiwa pemimpin yang benar-benar menjunjung tinggi semangat sportivitas. Contohnya, ada beberapa klub yang tiba-tiba bisa mendapat hak sebagai
voters. Kalau ketum yang baru (Edy) ingin menjadikan PSSI yang bermartabat, seharusnya yang seperti itu dikaji ulang dan didalami lagi," ujar Yanto.
"Janji tersebut tidak menghentikan bonek untuk tetap akan bergerak menuntut kebanggaannya (Persebaya 1927). Hampir lima tahun Bonek bergerak, dan bisa Anda lihat sampai Jumat malam kemarin apa yang terjadi. Energi itu masih ada, tak akan pernah padam,"
(vws)