Jakarta, CNN Indonesia -- Pebulutangkis juara Olimpiade 2008 ganda putra Hendra Setiawan mundur dari pelatnas Cipayung per 1 Desember 2016. Tapi, ia belum putuskan untuk gantung raket.
Ini bukan kali pertama Hendra memutuskan hengkang dari Cipayung. Pada 2009 atau setahun setelah ia menyabet gelar Olimpiade di Beijing bersama Markis Kido, ia keluar dari Cipayung. Selang tiga tahun, atlet yang bergabung dengan pelatnas pada 2002 silam itu kembali dipanggil untuk mendampingi Mohammad Ahsan.
Menurut pebulutangkis kelahiran Pemalang, Jawa Tengah 32 tahun silam itu, saat ini adalah waktu yang pas baginya memutuskan berkarier di level profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga mendukung. Mereka mendukung yang terbaik buat saya. Pelatih juga mendukung keputusan saya. Kalau seandainya masih dipanggil untuk pertandingan beregu atau saya masih dibutuhkan, saya bersedia untuk membantu," kata Hendra dikutip dari rilis PBSI, Senin (14/11).
Hendra mengatakan telah membicarakan hal ini dengan Ahsan. "Kalau (jalan) dia kan masih panjang lah. Secara usia juga masih bisa untuk mengejar prestasi lain," katanya.
Menyoal Ahsan, ia mengaku tak menyangka jika bisa meraih sederet prestasi berdua. Meski sempat ragu dan mengira butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan Ahsan, nyatanya ia bisa langsung menggondol gelar juara superseries dan juara dunia.
"Selama berpasangan dengan Ahsan, saya cukup puas. Saya bisa dapat gelar juara di turnamen All England, Asian Games, Juara Dunia dua kali, cuma mungkin pas Olimpiade yang gagal.
Not bad lah buat saya," ujar Hendra.
Pikir-Pikir Soal PasanganMemutuskan tampil sebagai profesional, Hendra yang sudah dikaruniai anak kembar itu mengaku belum menentukan pasangan mainnya di lapangan nanti. Baginya, yang paling penting adalah tetap jadi pemain profesional hingga dua tahun ke depan.
Hendra baru akan menentukan jalan selanjutnya setelah Hong Kong Terbuka.
"Untuk pasangan berikutnya, saya masih mau lihat dulu. Ada beberapa kandidat pemain yang bisa menjadi partner saya dan juga ada kemungkinan saya berpartner dengan pemain luar."
Keluar dari pelatnas, Hendra berharap para juniornya bisa mengikuti jejaknya dalam mencetak prestasi yang membanggakan.
"Sebenarnya sederhana. Mereka di sini sudah enak, sudah diurus. Jadi tinggal fokus, latihan yang benar dan disiplin waktu. Saatnya latihan
ya latihan, jam istirahat
ya harus istirahat,” ujar Hendra.
"Saya berharap, adik-adik saya di pelatnas bisa berlatih lebih baik lagi supaya regenerasi di sektor ganda putra bisa berjalan dengan maksimal agar lebih banyak pemain-pemain muda kita berprestasi lebih baik lagi ke depannya," harapnya.
China Terbuka (15-20 November) dan Hongkong Terbuka (22-27 November) akan menjadi turnamen terakhir Hendra di pelatnas. Hendra akan berpasangan dengan Berry Anggriawan di dua turnamen ini.
Selama menjadi pemain nasional, bisa dibilang Hendra adalah atlet yang sudah mengantongi prestasi lengkap.
Selain medali emas Olimpiade 2008, ia juga sudah pernah meraih gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2007, 2013 dan 2015, gelar di Badminton World Cup 2006, juara Asia 2005, 2009, 2016, juara Asian Games 2010, 2014, juara di Superseries final 2013 dan 2015, juara SEA Games 2011, 2005, 2007 dan 2009 juga kejuaraan bulutangkis bergengsi All England.
(vws)