Taksiran Rp1,2 T untuk Sistem Informasi Asian Games Indonesia

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2016 06:09 WIB
Untuk penyelenggaraan sistem informasi INASGOC telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahan sistem informasi asal Korea Selatan, SICC.
Maket kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang akan dipermak untuk Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk membangun dan menjalankan sistem informasi Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang ditaksir setidaknya membutuhkan dana hingga Rp1,2 triliun.

Demikian keterangan dari pejabat komite panitia lokal Asian Games 2018 (INASGOC). Untuk penyelenggaraan sistem informasi tersebut INASGOC telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan perusahan sistem informasi asal Korea Selatan, Ssangyong Information & Communication Corpiration (SICC).

Deputi III INASGOC Bidang Games Supporting, Anton Subowo, mengatakan jumlah Rp1,2 triliun untuk sistem informasi itu masih dihitung dan dicoba agar bisa lebih kecil lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lagi coba bicara dengan mereka (SICC) untuk mengurangi anggaran AGIS itu, karena kami banyak konten lokal yang bisa membantu. Kami harap itu bisa menekan pengeluaran untuk sistem informasi ini," kata Anton di sela penandatanganan kerja sama dengan SICC, Kamis (17/11).

Adapun dana tersebut, kata Anton, berada di luar broadcasting fee sebesar 30 juta dolar AS yang dibayarkan INASGOC kepada Dewan Olimpiade Asia (OCA).

Tentang angka Rp1,2 triliun, sambung Anton, merupakan hasil penaksiran dari pengalaman membangun untuk Asian Games Information System (AGIS) untuk gelaran serupa di Incheon, Korsel, 2014 silam.

"Dari refensi itu, kami bisa tarik mundur untuk mengusahakan agar pengeluaran lebih kecil dari Incheon dengan fasilitas yang lebih canggih. Teknologi kan semakin lama semakin canggih dan tambah murah, itu logikanya," ujar Anton.

Anggaran biaya AGIS itu disebut Anton sudah termasuk tiga hal pokok yang diperlukan seperti komputer (hardware), software, dan jaringan. Pengadaan ketiganya nanti akan diurus langsung INASGOC dengan menggunakan prosedur yang ditetapkan pemerintah.

"Kami ingin mengajukan anggaran yang mendekati akurat, karena kami maunya sebelum 2017 sudah bisa diluncurkan (cetak biru AGIS) untuk bisa mengetahui kebutuhan riil dari AGIS tersebut," ujar Anton.

Sementara itu SICC yang dibawa OCA sejauh ini belum memasang patokan harga yang diberikan kepada Indonesia. INASGOC meminta agar kedua pihak bisa duduk bersama untuk membicarakan lebih lanjut tentang kontribusi yang bisa diberikan SICC terkait informasi sistem Asian Games 2018.

"Ssangyong itu tidak gratis, semua sudah termasuk di proyeksi Rp1,2 triliun tadi. Saya maunya bayaran untuk Ssangyong dan OCA tidak lebih dari dua persen anggaran yang kami punya nantinya," sebut Anton.

Secara terpisah, Wakil Presiden II INASGOC Gatot S Dewa Broto mengatakan, sampai di 2017 belum ada anggaran khusus yang membahas soal AGIS. Anggaran yang sudah ada untuk INASGOC adalah sebesar Rp4 triliun dari APBN 2017.

"Bagaimana nanti mereka bisa mengaturnya. Sekarang dengan anggaran yang tersedia, mereka harus bisa mengikutinya. Bukan anggaran yang mengikuti kebutuhan, tapi sebaliknya," tukas Gatot. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER