Denpasar, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, menilai lebih memungkinkan bila Pencak Silat membesarkan namanya di kejuaraan tingkat Asia terlebih dahulu ketimbang berupaya keras jadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.
Hal itu ia katakan dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) 2016 PB IPSI di Inna Grand Bali Beach, Minggu (4/12) siang.
"Indonesia ini
kan memiliki 57 cabang olahraga, satu di antaranya adalah pencak silat. Kami ingin semuanya maju bukan hanya pencak silat," kata mantan ketua Satlak Prima tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cabor Olimpiade itu jumlahnya 32, pencak silat dan wushu belum ada di situ. Saya pikir kami harus lihat paradigma selain yang bersifat Olimpiade, juga yang bersifat Asia. Di Asia, pencak silat dan wushu mesti ada," katanya menambahkan.
Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan keinginan agar pencak silat sebagai salah satu cabang yang sering menyumbangkan medali bagi Indonesia bisa diakui sebagai cabang resmi Olimpiade. Untuk bisa melakukannya, Pencak Silat membutuhkan persetujuan setidaknya 70 negara.
Suwarno berpendapat keinginan itu realistis, tetapi masih belum bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.
"Karena ada persyaratan-persyaratan. Persyaratan-persyaratan itu berlaku untuk semua cabang olahraga secara internasional," ucapnya melanjutkan.
Pada dua tahun mendatang, para olahragawan Indonesia akan tampil dalam dua ajang internasional yakni SEA Gamea Malaysia 2017 dan Asian Gamea Indonesia 2018.
Suwarno berharap Pencak Silat dapat mempertahankan medali di SEA Games 2017. Pada SEA Games 2015, Pencak Silat Indonesia menyabet tiga medali emas, tiga medali perak, dan lima perunggu.
Selain soal Pencak Silat, Suwarno juga berbicara soal target Indonesia masuk 10 besar Asia ketika ajang Asian Games 2018 digelar di rumah sendiri di Jakarta dan Palembang.
"Kami harus realistis. Kemampuan dan potensi kita untuk menuju lima besar Asian Games 2018 seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo sebelumnya masih berat. Kita tahu ada China, Jepang, Korea Selatan, Thailand."
"Sementara potensi 10 besar itu realistis. Indonesia itu ada 20 cabor yang kalau didorong bisa menghasilkan masing-masing satu emas. Dengan begitu saja bisa dapat delapan besar. Kami harus realistis, makanya pembinaan itu perlu dilakukan melalui proses panjang yang berkesinambungan," katanya.
(vws)