Jakarta, CNN Indonesia -- Rexy Mainaky mengaku tak sakit hati meski tak lagi jadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) di kepengurusan PBSI periode 2016-2020. Rexy berharap kepengurusan periode 2016-2020 bisa lebih sukses.
Rexy menyebut dunia kepelatihan adalah dunia profesional yang memiliki banyak konsekuensi di dalamnya. Jadi begitu dirinya dipastikan tak lagi masuk kepengurusan PBSI, Rexy bisa menerima keputusan tersebut dengan baik.
"Saya sudah tahu sejak awal bahwa pekerjaan saya ini selalu mengandung risiko. Dengan kondisi yang ada saat ini, saya tak merasa sakit hati," ujar Rexy di Jakarta, Jumat (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang terpenting, dalam kepengurusan saya, saya sudah berhasil mengembalikan tradisi emas di Olimpiade untuk Indonesia. Saya berharap setelah dapat emas, daerah-daerah akan kembali termotivasi."
Rexy mengaku tak takut kehilangan posisinya sebagai Kabid Binpres PBSI, bahkan ketika Gita Wirjawan tak lagi jadi Ketua Umum PBSI pasca Musyawarah Nasional Oktober 2016.
"Tidak, saya sama sekali tak khawatir atau memusingkan posisi saya saat itu. Saya selalu berprinsip posisi bukanlah sebuah hal yang harus dikhawatirkan berlebihan dan dijaga. Bagi saya, posisi adalah tempat saya harus kerja keras dan total," ujar Rexy.
Rexy berharap kepengurusan PBSI periode 2016-2020 yang dipimpin Wiranto bisa meraih sukses dan membawa Indonesia berprestasi.
"Kebersamaan saya selama empat tahun di PBSI adalah sebuah hal yang sangat berkesan. Komunikasi antar pengurus-pelatih-pemain begitu terbuka," ucap Rexy yang merebut medali emas ganda putra Olimpiade 1996.
"Saya harap kepengurusan PBSI periode selanjutnya bisa lebih sukses dibandingkan kepengurusan saat ini," sambung Rexy.
(har)