Jakarta, CNN Indonesia -- Juara dunia MotoGP 2016, Marc Marquez, menceritakan perubahan signifikan yang dialaminya musim lalu. Pebalap Repsol Honda itu sudah tidak menganggap setiap balapan sebagai 'final'.
Marquez berhasil merebut gelar juara MotoGP di dua musim awalnya pada 2013 dan 2014. Namun, pebalap asal Spanyol itu mengalami kesulitan pada musim 2015.
Marquez sebenarnya berhasil meraih lima kemenangan pada musim 2015, satu lebih banyak daripada
runner-up Valentino Rossi. Namun, ketika itu pebalap 23 tahun tersebut mengalami enam kali gagal finis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melakukan segalanya dengan penuh semangat dan memberikan segalanya. Sebelumnya, setiap akhir pekan buat saya adalah final," ujar Marquez seperti dikutip dari
Autosport.
"Saya akan tampil seperti saya butuh kemenangan, melupakan posisi di klasemen dan melupakan kejuaraan," sambungnya.
Namun, pada musim 2016 Marquez mengubah filosofi membalapnya. Juara dunia MotoGP tiga kali itu mulai pintar mengatur ritme penampilan setiap seri balapan. Marquez tidak melulu mengejar kemenangan, dan terlihat sering bermain aman.
Hasilnya Marquez sudah mampu memastikan gelar juara dunia MotoGP 2016 di GP Jepang, atau saat musim menyisakan tiga seri.
"Sekarang saya mulai mengerti kalau setiap akhir pekan adalah bagian penting untuk bisa berada di final, begitulah seharusnya menjalani kejuaraan," ucap Marquez.
(har)