Renang Targetkan Lebih dari Satu Emas di SEA Games 2017

CNN Indonesia
Rabu, 11 Jan 2017 14:53 WIB
Waktu persiapan yang singkat menuju SEA Games 2017 membuat PRSI tak menetapkan target tinggi: yang penting lebih dari raihan dua tahun lalu.
Pengukuhan Pengurus PRSI di bawah kepemimpinan ketua umum Anindya Bakrie. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Anindya Novyan Bakrie belum berani menyebut target medali tim renang Indonesia di SEA Games 2017 Malaysia. Ia hanya berharap bisa melebihi raihan di SEA Games 2015 Singapuura, yakni satu medali emas.

Di bawah kepemimpinan Anindya, PB PRSI menetapkan SEA Games sebagai target jangka pendek. Waktu persiapan singkat, tujuh bulan, membuat PB PRSI harus cerdas menentukan atlet yang diberangkatkan.

"Mau tidak mau kami harus siap ke SEA Games. Penting sekali kami mesti cerdas, karena kami tidak mungkin menangi banyak (perlombaan), jadi harus pilih-pilih (nomor yang akan diikuti)," kata Anindya usai pengukuhan pengurus PB PRSI 2016-2020, Rabu (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cara pilihnya berdasarkan data, juga membangun kerja sama dengan satlak prima."

Indonesia hanya meraih satu emas di SEA Games 2015 melalui Indra Gunawan yang turun di nomor 50 meter gaya dada. Jumlah itu menurun drastis jika dibandingkan dengan empat emas di SEA Games 2013 Myanmar dan enam pada 2011.

"Saya enggak berani bilang (berapa target medali), tapi saya bisa bilang Insya Allah lebih dari satu. Nomornya belum bisa ditentukan. Saya tidak mau menutup kemungkinan teman-teman lain. Yang pasti harus bisa lebih dari sebelumnya," katanya.

Saat ini, para atlet nasional terus menjalani latihan di Bali. Tapi, lanjut Anindya, bakal ada lima sampai enam atlet yang akan dikirim ke luar negeri untuk menjalani pemusatan latihan terpisah.

"Kami akan campur. Sentralisasi (di Bali) ada, yang di luar negeri ada, yang di Jakarta dan Bandung juga ada dan akan kami sesuaikan. Beberapa ada yang minta di Bandung dan Jakarta karena mau fokus dengan pendidikannya," katanya.

"Kalau yang di Bali dipindah tidak mudah juga, itu salah satu hal penting, tapi bukan kunci keberhasilan. Kuncinya adalah atlet nyaman di lingkungan yang kompetitif dan diberikan dukungan yang baik di mana pun mereka berada."

Dukung Kesejahteraan Atlet

Sementara itu, terkait kepengurusan, Anindya mengatakan tidak ingin membanding-bandingkan dirinya dengan kepengurusan lama. Ia menyatakan lebih penting membantu atlet untuk berprestasi dan sejahtera penting ketimbang fokus di birokrasi dan kepengurusan.

"Saya rasa paling penting cara kami bisa bicara ke atlet dan orang tua, tentunya juga pelatih, supaya mereka memberikan dukungan secara penuh. Kami hanya pembantu untuk mereka sukses, jika mereka sukses wajar jika kami pikirkan supaya kesejahteraan mereka lebih baik," tuturnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER