Jakarta, CNN Indonesia -- Telinga Sergio Ramos kembali panas ketika bermain di hadapan puluhan ribu penggemar Sevilla di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Minggu (15/1). Sebagaimana pertandingan-pertandingan sebelumnya, sang kapten Real Madrid memang jadi sasaran kemarahan suporter Sevilla.
Ramos yang dibesarkan di kota itu, menjalani debut karier profesional bersama Sevilla pada 2004. Tapi setahun kemudian ia pindah ke Real Madrid ketika berusia 19 tahun.
Ramos kembali diingatkan bahwa keputusan pindah itu berbuntut pahit bagi para penggemar Sevilla. Pada laga kemarin, pendukung Sevilla pun membentangkan spanduk yang bertuliskan: "Ini tidak akan pernah menjadi rumahmu".
Tiga hari lalu, Ramos membuat suporter tuan rumah muram karena menyarangkan penalti panenka yang membuat Madrid imbang 3-3 di ajang Piala Raja. Ramos kemudian mengejek suporter Sevilla dengan merayakan gol tersebut di depan mereka -- yang kemudian membuat Madrid mengeluarkan pernyataan untuk membela Ramos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu, giliran suporter Sevilla yang bersorak-sorai karena Ramos menyarangkan gol bunuh diri di menit ke-84. Gol tersebut membuat Sevilla menyamakan kedudukan setelah Cristiano Ronaldo sempat membawa Madrid unggul lebih dulu.
Gol Stevan Jovetic di menit ke-92 kemudian membuat Sevilla menang.
"Ini adalah salah satu stadion yang paling sukar untuk menjalani pertandingan. Tapi ketika saya masuk ke lapangan, saya coba untuk melupakan hal-hal seperti ini," kata Ramos seperti dikutip dari
Reuters.
"Gol bunuh diri hanya satu momen saja, tapi secara keseluruhan ini adalah salah satu penampilan terbaik saya untuk Madrid."
Menurut Ramos, Madrid tetap meninggalkan stadion dengan kepala tegak meski menderita kekalahan. Ia juga tak ingin menyalahkan siapapun atas kekalahan tersebut.
"Kami tak boleh menyalahkan siapapun. Ketika kami menang, kami semua menang. Ketika kami kalah, kami semua kalah," ucapnya menegaskan.