Kisah Iheanacho Muda Menabung Demi Menonton Laga ManCity

CNN Indonesia
Kamis, 19 Jan 2017 13:41 WIB
Penyerang muda Manchester City Kelechi Iheanacho terinspirasi dengan gol Sergio Aguero yang kini menjadi rekan setimnya di klub The Citizens.
Kelechi Iheanacho menguak kisah masa kecilnya sebagai pemuda miskin di Nigeria. (Reuters/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bergabung bersama klub raksasa Liga Primer Inggris seperti mimpi menjadi kenyataan bagi Kelechi Iheanacho. Penyerang muda asal Nigeria itu kini menjadi salah pemain yang kadang diturunkan di tim inti skuat arahan Pep Guardiola.

Jauh sebelum memulai kariernya di Stadion Etihad, Iheanacho sempat tak terpikirkan untuk bisa bergabung di klub itu. Maklum, ManCity seolah tak mungkin terjangkau bagi pemuda miskin asal Kota Imo, Nigeria, itu.
Iheanacho pun menuturkan kisahnya ketika saat dirinya masih remaja tanggung berusia 15 tahun. Meski hidup di tengah kemiskinan, ia berusaha memuaskan diri dengan hobinya di sepak bola.

Salah satunya, Iheanacho bahkan sampat harus menabung untuk bisa menyaksikan laga Liga Primer Inggris, liga terbaik di dunia. Menonton tayangan langsung sepak bola Inggris dari televisi satelit merupakan barang mewah bagi miskin di Nigeria sepertinya.
"Ada satu tempat di kota dan dikenal orang-orang sebagai pusat pertandingan. Di sana ada tempat yang memiliki piringan satelit untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung. Namun, Anda harus bayar untuk bisa masuk ke sana," tutur Iheanacho kepada Player’s Tribune seperti dikutip dari ESPN.

"Harganya sekitar 50 Naira (setara kurang dari 0,15 poundsterling) untuk menyaksikan Liga Primer Inggris dan saya tidak memiliki uang sebanyak itu. Jadi, biasanya saya hanya bermain bola di dekat sana sembari menunggu orang yang di dalam tempat itu memberitahu tentang hasil pertandingan."

Sampai suatu ketika keinginannya untuk menyaksikan Liga Primer tak tertahan lagi. Iheanacho pun menabung demi bisa menyaksikan laga musim terakhir Liga Primer Inggris 2012. 
"Pada 2012, ketika usia saya masih 15 tahun, saya menabung dan akhirnya bisa menonton tayangan langsung Liga Primer Inggris, hari terkhir di musim itu. Saat itu benar-benar seru karena persaingan juara amat ketat," ujarnya dengan penuh antusias.

Kebetulan sekali laga terakhir musim itu menjadi penentuan klub yang sedang naik daun, ManCity, menghadapi Queens Park Rangers. The Citizens pun akhirnya juara setelah mengalahkan Rangers dengan skor 3-2.

Sukses itu sekaligus mengalahkan rival terberat ManCity, Manchester United, yang juga nyaris keluar sebagai juara.
Adalah Sergio Aguero yang mampu memompa mimpi Iheanacho. Pada pertandingan itu ia begitu tergila-gila melihat gol terakhir ManCity oleh Aguero sekaligus memenangkan timnya dan menentukan gelar juara Liga Primer Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER