Jakarta, CNN Indonesia -- Sejarah tercipta dalam olahraga voli Iran setelah dua pevoli putri negara tersebut, Maedeh Borhani dan Zeinab Giveh, bergabung dengan klub bola voli asal Bulgaria: Shumen.
Wanita masih tidak diperbolehkan mendatangi pertandingan bola voli putra di Iran. Sebelumnya, Presiden Hassan Rouhani sudah berusaha mengendurkan sejumlah peraturan yang membatasi aktivitas wanita hanya untuk keluarga dan di rumah.
Borhani dan Giveh merupakan pevoli putri pertama asal Iran yang bermain di luar negeri. Dikutip dari
Reuters, Borhani dan Giveh bisa bermain di luar negeri setelah melalui negosiasi bertahun-tahun dengan pemerintah Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, Borhani dan Giveh menjadi pevoli putri pertama yang menggunakan hijab di liga bola voli Bulgaria. Shumen merupakan salah satu kota yang memiliki komunitas Muslim terbesar di Bulgaria.
Namun, meski 12 persen penduduk di Bulgaria adalah Muslim, namun sentimen terhadap Muslim di Bulgaria belakangan meningkat. Pada September 2015, pemerintah Bulgaria mulai melarang penggunaan cadar di depan publik.
Borhani tidak khawatir dengan kondisi tersebut. Atlet 28 tahun tersebut mengatakan keyakinan atau agama seseorang tidak mempengaruhi penampilan seorang atlet di atas lapangan.
"Hijab digunakan secara bangga oleh wanita-wanita di Iran. Hijab adalah keyakinan, soal agama, dan hal itu tidak memengaruhi ketika kami bermain," ujar Borhani.
Borhani juga berharap keberhasilannya dan Giveh bermain di Bulgaria bisa menjadi motivasi atlet berhijab Iran lainnya untuk berkarier di luar negeri.
"Saya pikir ini membuka pintu baru untuk semua atlet putri di Iran, terutama atlet bola voli," ucap Borhani.
Giveh pun meyakini atlet-atlet putri Iran punya kemampuan untuk bersaing. "Ada banyak pemain Iran yang bisa bermain di Eropa," ujarnya.