Perburuan Gelar Ketujuh Djokovic di Australia Terbuka

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2017 05:44 WIB
Novak Djokovic juga bertekad merebut kembali predikat petenis nomor satu dunia pada 2017 yang sebelumnya disabet rivalnya: Andy Murray.
Novak Djokovic bertekad menyabet gelar ketujuh di Australia Terbuka. (Reuters/Jason O'Brien)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun 2017 bakal jadi tahun pembuktian Novak Djokovic dan Andy Murray dalam perburuan predikat petenis terbaik di akhir musim. Djokovic telah membuka lembaran barunya dengan meraih gelar di Doha Terbuka awal Januari 2017.

Petenis asal Serbia itu sebenarnya masih berpotensi untuk menyalip Murray dari takhtanya sebagai petenis nomor satu dunia. Apalagi, pengalamannya untuk mempertahankan gelar sebagai petenis terbaik dunia sudah ia buktikan dalam dua tahun terakhir.

Buktinya, ia mampu mengambil momen penting untuk menggeser Raja Lapangan Tanah, Rafael Nadal, dari takhtanya. Pada 2015, menjadi tahun paling bersejarah buat Djokovic

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia paling banyak meraih gelar dalam semusim, yakni lewat 11 gelar yang tiga di antaranya adalah Grand Slam, kecuali Rolad Garros.

Tapi, kekalahan Roland Garros 2015 dibalas dengan kemenangan pertamanya di Grand Slam tanah liat pada 2016. Kemenangan itu sukses melengkapi gelar juaranya di singgasana tenis dunia.

Untuk bisa kembali menempati singgasana peringkat satu dunia, Djokovic salah satunya harus bisa meraih gelar di empat turnamen Grand Slam sepanjang musim ini. Itu dimulai dari Australia Terbuka yang bakal digelar mulai 16-29 Januari 2017.

Novak Djokovic (kanan) bakal kembali bersaing dengan Andy Murray berebut gelar juara ajang Australia Terbuka 2016.Novak Djokovic (kanan) bakal kembali bersaing dengan Andy Murray berebut gelar juara ajang Australia Terbuka 2016. (Reuters/Issei Kato)


Kini, petenis 29 tahun itu tengah mengejar gelar ketujuhnya. Ia bergabung dengan Roy Emerson sebagai petenis putra paling sukses di Australia Terbuka tahun lalu ketika ia mengalahkan Andy Murray untuk gelar keenamnya di Melbourne Park.

"007, Mengapa tidak? Mungkin ini adalah tahunnya. Tujuh di tahun 2017. Saya bukan tipe numerologist, tapi itu kedengarannya bagus," kata Djokovic dalam wawancara di situs Australia Terbuka, Kamis (12/1).

Sejak pertama kali meraih gelar Grand Slam Australia Terbuka pada 2008, Djokovic hanya tiga kali gagal, Yakni pada 2009, 2010 dan 2014. Setiap kali ia mencapai babak final, ia memastikan gelarnya.

Dari empat finalnya, ia menang atas Murray, rivalnya yang kini berhasil menyalipnya di akhir musim 2016 lalu. Pantas jika Djokovic kini disebut sebagai rajanya lapangan keras menggantikan seniornya, Roger Federer yang belum kembali mampu menunjukkan taringnya di arena Grand Slam sejak 2012.

Sementara Murray terus pamer kemampuan sepanjang 2016. Setelah meraih gelar Wimbledon untuk kedua kalinya, petenis asal Inggris itu juga mampu menyumbangkan medali emas Olimpiade keduanya di Brasil. Menariknya, kemenangan di Olimpiade itu ia dapat usai Djokovic tersingkir di babak pertama.

"Murray layak untuk menjadi petenis nomor satu. Ia punya enam bulan berharga di akhir 2016," kata Djokovic.

"Tahun ini kami telah memainkan pertandingan mendebarkan dan saya melihat ke depan untuk persaingan kami."

"Saya punya kenangan yang cukup besar tentang hasil di masa lalu. Saya berharap bisa kembali lagi (ke peringkat satu dunia). Saya bukan satu-satunya orang yang bersemangat, tapi ini cukup menggairahkan dan ini adalah sebuah fenomena buat saya," tukasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER