Jakarta, CNN Indonesia -- Stefano Lilipaly resmi pindah ke klub Belanda SC Cambuur, Kamis (19/1) malam. Gelandang tim nasional Indonesia itu menerima pinangan kontrak dua tahun dari kesebelasan yang punya warna kebanggaan kuning-hitam tersebut.
Bersama Cambuur, Lilipaly masih akan bermain di Jupiler League (
Eerste Divisie), atau satu level di bawah kompetisi teratas. Pemain 27 tahun itu pada musim lalu juga merumput di kompetisi yang sama bersama dengan SC Telstar.
Cambuur sendiri tergolong 'belia' jika dibandingkan dengan klub-klub Eropa lainnya atau bahkan di Belanda sendiri. Kesebelasan yang berbasis di kota Leeuwarden itu didirikan pada 1964, atau hanya satu dekade setelah sepak bola Belanda memiliki kompetisi profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Federasi Sepak Bola Belanda memang sempat melarang seluruh pemainnya menerima gaji dan tak boleh dibanderol nilai transfer ketika berpindah dari satu klub ke klub lain.
Sejak menerapkan konsep profesional pada 1956, klub-klub Belanda lain kemudian menjamur, salah satunya adalah SC Cambuur. Sebagai perbandingan, kesebelasan tertua di Negeri Kincir Angin tersebut didirikan pada 1900.
Sejarah yang tergolong singkat tak membuat SC Cambuur kekurangan dukungan, apalagi ketika saat melawat ke markas lawan. Lilipaly akan merasakan sendiri loyalitas pendukung Cambuur saat bertandang yang sering kali membuat klub-klub lainnya iri.
Lilipaly yang ketika bermain di Timnas sangat menyenangi penggemar fanatik Indonesia, juga akan menemui gairah serupa di atas tribun Stadion Leeuwarden. Stadion itu terkenal dengan atmosfer penontonnya yang riuh meski hanya memiliki kapasitas 10 ribu.
Bahkan, laga-laga penting Cambuur juga tak jarang memecahkan rekor rating televisi untuk kelas klub Jupiler League. Salah satunya adalah ketika Cambuur menghadapi Roda JC untuk memperebutkan tiket promosi ke Liga Belanda pada musim 2009/2010.
Lilipaly sendiri pindah di saat yang tepat ke SC Cambuur karena kesebelasan itu sedang menjalani masa-masa terbaiknya di sepak bola Belanda.
Pada tiga dari empat musim terakhirnya, Cambuur menghabiskan waktu di kompetisi teratas Liga Belanda. Musim 2016/2017 adalah pertama kalinya Cambuur kembali ke Jupiler League setelah menelan pil pahit degradasi.
Cambuur juga punya prestasi yang lebih baik ketimbang klub Lilipaly sebelumnya, Telstar. Jika Telstar lebih sering berkutat di papan tengah, sejak 2008 lalu Cambuur minimal berada di peringkat tujuh ketika berada di Jupiler League.
(har)