Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya dua setengah tahun lalu, Stadion Maracana menjadi sorotan mata ratusan juta penggemar sepak bola dunia ketika menggelar final Piala Dunia 2014. Kini stadion tempat digelarnya berbagai laga legendaris tim nasional Brasil dan disebut-sebut sebagai rumah spiritual sepak bola itu diselimuti kegelapan.
"Aliran listrik ke Stadion Maracana dihentikan pagi ini," demikian bunyi pernyataan perusahaan listrik Brasil, seperti dikutip dari
Daily Mail.
"Tunggakan belum dibayar sejak Oktober lalu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total tagihan listrik pengelola stadion adalah senilai £800 ribu, atau sekitar Rp13,4 Miliar. Menurut
The Independent, 43 persen utang harus ditanggung pengelola stadion yaitu konsorsium yang dimiliki perusahaan konstruksi, Odebrecht. Sisa utang adalah tanggung jawab panitia Olimpide 2016.
Menurut perusahaan listrik Brasil, Panitia Olimpiade tengah menegosiasikan tagihan tersebut.
Stadion Maracana bukan satu-satunya stadion yang terbengkalai setelah Piala Dunia dan Olimpiade selesai digelar. Stadion Arena da Amazônia di kota Manaus hingga saat ini tak pernah lagi menggelar pertandingan sepak bola, sementara Stadion Mane Garrincha di ibu kota Brasilia juga tak terurus.
Maracana sendiri adalah salah satu stadion paling terkenal di dunia. Selain menjadi tempat penyelenggaraan final Piala Dunia 2014 ketika Jerman mengalahkan Argentina, Maracana juga dipilih sebagai lokasi final Piala Dunia 1950 ketika Uruguay mengalahkan tuan rumah Brasil.
Stadion ini dibangun pada 1950 silam dan direnovasi untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2014.
Selain kini tak dialiri listrik, Maracana juga tidak terawat dengan rumput lapangan yang telah menguning dan jendela kaca yang rusak. Komputer dan televisi dicuri dari ruang-ruang eksekutif sementara 6000 kursi menghilang.
Salah satu masalah utama Maracana adalah karena tak digunakan sepanjang tahun. Kompetisi lokal hanya berlangsung dari Januari hingga Mei sehingga klub Flamengo tidak memiliki cukup uang untuk membiayai pemeliharaan. Flamengo juga tak memiliki basis penonton yang cukup banyak untuk mengisi penuh stadion berkapasitas 78 ribu itu.