Jakarta, CNN Indonesia -- 14 Februari 2017. Tak ada ungkapan cinta dari Barcelona kepada para pendukungnya. Tak ada bahagia untuk Barcelona. Yang ada hanya hati yang terluka di Paris, kota yang identik dengan kata romantis.
Barcelona datang ke Paris dengan penuh kepercayaan diri. Mereka tak kalah dalam 11 laga terakhir dan datang usai menang telak 6-0 atas Deportivo Alaves pada ajang La Liga akhir pekan lalu.
Belum lagi melihat rekor Barcelona yang lebih bagus di hadapan PSG. Mereka mampu menaklukkan PSG dengan skor 3-1 di tempat yang sama pada dua musim sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barcelona memang primadona dalam dunia sepak bola tetapi bukan berarti mereka selalu berjaya. Untuk kali ini Barcelona harus merasakan sakit dan terluka.
PSG mengingatkan Barcelona tentang ganasnya sebuah dendam. Tentang pembalasan yang lebih kejam.
Tak tanggung-tanggung, PSG menghancurkan Barcelona dengan empat gol tanpa balas. Tak hanya itu, Barcelona bahkan hanya diberikan kesempatan satu kali mencatat tembakan ke gawang.
Sepulang dari Parc des Princes yang ada di kota paling romantis, Barcelona pasti menangis.
Patah hati Barcelona di laga lawan PSG ini berpeluang jadi patah hati berkepanjangan yang tak mungkin sembuh dalam waktu singkat.
Sebelum kekalahan ini, posisi Luis Enrique di kursi pelatih sudah mulai mendapat goyangan kencang. Nama legenda Barcelona lainnya, Ronald Koeman, bahkan sudah disebut bakal jadi suksesor Enrique di Barcelona.
Musim ini kondisi Barcelona sedang tak terlalu baik. Meski masuk ke final Copa del Rey, langkah Barcelona limbung di ajang La Liga. Mereka tertinggal satu poin dari Real Madrid yang masih menyimpan dua laga lebih banyak.
Melihat Madrid yang sudah gagal di kompetisi Copa del Rey, Los Blancos pasti mati-matian fokus menjaga jarak dengan Barcelona di ajang La Liga.
Bila Barcelona juga gagal di Liga Champions, maka posisi Enrique makin terancam, tak peduli apakah mereka mendapat trofi Copa del Rey atau tidak.
Duka bagi Barcelona makin bertambah bila mereka memikirkan kontrak sang megabintang, Lionel Messi. Messi yang kontraknya habis di tahun 2018 sejauh ini belum mau menandatangani perpanjangan kontrak.
Dengan selang waktu 1,5 tahun jelang deadline kontrak, rumor tentang Messi pun kemudian banyak beredar. Messi dianggap ingin meninggalkan Barcelona dan menginginkan petualangan baru di luar La Liga.
Andai Messi tak memperpanjang kontrak hingga musim panas nanti, maka situasi bakal jadi lebih panas di Barcelona.
Sisa kontrak semusim tanpa kepastian perpanjangan kontrak, maka peluang Barcelona untuk terpaksa menjual Messi jadi lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Tanpa gelar La Liga, tak dapat trofi Liga Champions, pemecatan Enrique, dan gonjang-ganjing Messi. Hal-hal itu bisa jadi derita berkepanjangan Barcelona hingga musim panas nanti.
Semua hal buruk itu belum terjadi. Enrique dan Barcelona masih punya waktu untuk bangkit dari kondisi terluka dan menghindari patah hati berkepanjangan. Caranya, tentu tampil fenomenal di Camp Nou dan memutarbalikkan kondisi tertinggal empat gol dari PSG.