Jakarta, CNN Indonesia -- Zlatan Ibrahimovic berdiri dengan sikap penuh percaya diri di tepi lapangan Ewood Park. Manajer Manchester United Jose Mourinho menilai serangan timnya mengalami kebuntuan. Dan untuk itu, dia butuh jalan keluar.
Setan Merah mengalami kesulitan di markas Blackburn Rovers dalam duel babak 16 besar Piala FA. Mereka tertinggal lebih dulu lewat gol Danny Graham sebelum Marcus Rashford sukses mencetak gol penyama kedudukan.
Lebih dari 30 menit setelah gol Rashford, United tak pernah berhasil berbalik unggul. Mourinho tak mau timnya mendapatkan satu laga tambahan dengan menjalankan duel ulang. Tanpa kompromi, Mourinho memutuskan untuk menurunkan Paul Pogba dan Ibrahimovic secara bersamaan di menit ke-62.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mourinho sadar dengan materi tim yang cukup dalam, dia seharusnya bisa menghemat tenaga beberapa pemain andalannya. Apalagi, United masih bertahan di empat kompetisi yang mereka ikuti musim ini. Namun Mourinho juga tahu timnya mengalami kesulitan di lapangan dan Ibrahimovic tak akan bisa memberikan bantuan bila hanya duduk saja di bangku cadangan.
Ibrahimovic seolah hanya dilahirkan untuk mencetak gol dan hal itu kembali terbukti di laga lawan Blackburn. 13 menit setelah menginjakkan kaki di lapangan, Ibrahimovic lalu memberikan gol kedua untuk United yang akhirnya jadi gol kemenangan di laga itu.
Ibrahimovic dengan jeli membaca garis akhir pertahanan Blackburn dan mampu lepas dari jebakan offside saat menyambut umpan Pogba dari tengah lapangan. Mendapatkan kesempatan duel satu lawan satu dengan Jason Steele, Ibrahimovic dengan dingin melepaskan tembakan ke pojok kiri gawang.
 Zlatan Ibrahimovic sukses mencetak gol kemenangan Manchester United saat menghadapi Blackburn Rovers. ( Reuters / Phil Noble) |
"Saya mengagumi Cantona dan telah mendengar apa yang dia katakan. Namun saya tak ingin jadi Raja Manchester. Saya ingin jadi Dewa Manchester," ucap Ibrahimovic di musim panas lalu.
Respons Ibrahimovic atas pernyataan Cantona yang menilainya bisa jadi Pangeran Manchester dibalas dengan pernyataan yang sombong dan penuh percaya diri. Ibrahimovic tak mau jadi pangeran, bahkan tak mau jadi raja seperti status yang dimiliki Cantona. Ibrahimovic ingin lebih dari itu. Dia ingin jadi dewa.
Pernyataan sebagai ‘Dewa Manchester’ jelas membuat Ibrahimovic makin jadi sorotan musim ini. Meskipun sudah teruji di Liga Belanda, Liga Italia, Liga Spanyol, dan Liga Perancis, namun Liga Inggris adalah dunia baru.
Catatan 113 gol dalam 122 laga bersama Paris Saint-Germain pun tak cukup meyakinkan semua orang bahwa Ibrahimovic bisa sukses di Inggris. Kualitas Liga Perancis yang tak sekompetitif Liga Inggris diyakini bakal membuat Ibrahimovic terkejut.
Ibrahimovic memang memiliki insting bagus dalam penyelesaian akhir, tetapi kecepatannya yang makin menurun seiring usia dianggap jadi salah satu kendala striker asal Swedia itu beradaptasi dengan kecepatan Liga Inggris. Belum lagi padatnya jadwal Liga Inggris dan level kesulitan yanng ada di tiap partai yang bakal dihadapi Ibrahimovic dan Manchester United.
Tetapi rekam jejak Ibrahimovic membuktikan bahwa setiap ucapan penuh kesombongan dari mulutnya bukan sekadar bualan besar. Ibrahimovic pasti dalam kondisi siap dan realistis untuk membuktikan ucapannya tersebut.
 Zlatan Ibrahimovic berhasil beradaptasi dengan para pemain muda Manchester United. ( Reuters/Andrew Yates) |
Begitu musim dimulai, Ibrahimovic langsung membuktikan tak butuh waktu lama untuk mengenal karakteristik Liga Inggris. Bahkan ketika performa Manchester United masih labil di awal musim, ketika Mourinho dan sejumlah pemain mendapatkan kritikan tajam, Ibrahimovic adalah pengecualian. Dia tak mendapatkan kritik karena terbukti tampil tajam di lini depan.
Kini Ibrahimovic telah mencetak 24 gol bagi Manchester United musim ini. Bahkan Ibra sukses menggelontorkan 18 gol dalam 20 penampilan terakhir bersama Manchester United.
Sejak Robin van Persie mencetak 30 gol semusim pada 2012/2013, tak ada lagi bomber ‘Setan Merah’ yang sukses mencatat 20 gol atau lebih pada tiga musim berikutnya. Bukan hanya melebihi 20 gol, kini Ibrahimovic bahkan hanya berselisih enam gol dari catatan Van Persie.
"Saya memiliki target di kepala namun saya tak akan mengatakannya. Yang pasti, saya belum mencapai target itu."
"Apa yang saya lakukan saat ini adalah yang sering saya lakukan tiap musimnya, dan ini bukan hal baru bagi saya. Saya terus mencetak gol," tutur Ibrahimovic.
Ibrahimovic justru membuktikan, bahwa padatnya jadwal Liga Inggris bukan membuatnya kesulitan. Banyaknya pertandingan justru berarti kesempatan lebih besar bagi Ibrahimovic terus unjuk kemampuan. Dengan United masih bermain di empat kompetisi, maka berarti masih banyak laga yang bisa dimainkan oleh Ibrahimovic hingga akhir musim nanti.
Dan, kini banyak yang sepakat bahwa Ibrahimovic adalah Dewa Manchester, setidaknya untuk musim ini. Suara sumbang terhadap kualitas Ibrahimovic pun hilang.