Tiga Masa Emas Milan di Tangan Berlusconi

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2017 17:14 WIB
Silvio Berlusconi ibarat Raja Midas bagi AC Milan. Bersama tangan kanannya, Adriano Galliani, Milan yang hampir bangkrut kembali jadi raja di Italia dan Eropa.
Silvio Berlusconi memiliki AC Milan sejak 1986 silam. ( AFP PHOTO / GIANNI SCHICCHI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Silvio Berlusconi ibarat Raja Midas bagi AC Milan. Di tangannya--yang juga dibantu orang kepercayaannya, Adriano Galliani--Milan menjadi salah satu tim yang merajai Italia bahkan Eropa kurun waktu hampir tiga dekade.

Berlusconi mengakuisisi Milan yang hampir bangkrut pada pertengahan dekade 1980an. Setelah resmi menjadi pemilik klub yang berdiri pada 1899 silam, Berlusconi memberi keberhasilan instan.

Ia resmi menjadi pemilik Milan pada 20 Februari 1986. Pada musim berikutnya, Milan berhasil menjadi juara Serie A Italia alias meraih Scudetto untuk kali pertama sejak terakhir kali pada musim 1978/79.

Keberhasilan itu tak lepas dari firasatnya untuk menunjuk Arrigo Sacchi sebagai juru taktik Milan di awal kepemilikannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berlusconi bergeming saat dikritik menunjuk Sacchi sebagai pelatih baru Milan untuk musim 1987/88. Pasalnya kala itu Sacchi yang baru memulai karier kepelatihannya bersama Parma pada musim 1985/86 dinilai belum teruji.

Berlusconi beruntung, karena Sacchi adalah seseorang yang berwatak keras dan mematahkan segala argumen yang mengkritiknya.

"Saya yakin untuk menjadi joki yang hebat, anda tak perlu menjadi kuda terlebih dulu," jawab Sacchi atas segala kritik padanya kala itu seperti dikutip dari situs FIFA.

Sacchi memberi masa emas Milan yang pertama bagi Berlusconi. Selama kepemilikannya, kurun waktu 1986 hingga saat ini, Berlusconi memiliki tiga masa emas bersama Milan yakni bersama Arrigo Sacchi, selama dekade 1990an bersama Fabio Capello dan Alberto Zaccheroni, serta Carlo Ancelotti.

Sacchi: Trio Belanda dan Kuartet Legenda Pertahanan

Di bawah asuhan Arrigo Sacchi, Milan kembali berjaya sebagai raja baik di kancah domestik maupun internasional.

Tiga Masa Emas Milan di Tangan BerlusconiArrigo Sacchi. (AFP PHOTO/ JAVIER SORIANO)

Mantan pelatih Parma itu mampu mengantar Milan meraih Scudetto (1987/88), Piala Super Italia (1988), Piala Eropa atau Liga Champions (1988/89 dan 1989/90), Piala Super eropa (1989 dan 1990), serta Piala Interkontinental (1989 dan 1990)

Bukan hanya itu, di bawah asuhan pria yang memiliki visi permainan menyerang lewat formasi 4-4-2 itu menjadi peletak visi permainan Milan yang bertahan hingga dekade 2000an.

Di bawah kendali Sacchi, Milan memiliki pakem empat bek tangguh dalam diri Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Mauro Tassotti, dan Paolo Maldini. Keempat bek itu membantu menjaga Giovanni Galli dalam menjaga gawang Milan.

Salah satu penemuan terbaik Sacchi di Milan adalah perekrutan trio Belanda: Frank Rijkaard, Ruud Gullit, dan Marco van Basten.

Rijkaard menjadi karang yang tangguh bersama Carlo Ancelotti di lini tengah. Sementara Ruud Gulit menjadi gelandang serang yang dibantu Roberto Donadoni dan Angelo Colombo untuk menyokong sang penyerang flamboyan, Van Basten.

Salah satu revolusi taktik yang dilakukan Sacchi bersama Milan adalah mematikan posisi Libero. Hal itu pun membuat serangan dialirkan dari lapangan tengah yang berpusat pada kiprah gelandang-gelandang bertenaga kuda seperti Rijkaard dan Gullit.

Konsisten Sukses di Dekade 1990

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER