Essien Pernah Merasakan Atmosfer Tiga Liga Elite Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 11:57 WIB
Essien adalah pemain bertipe gelandang bertahan. Sepanjang kariernya dia pernah bermain di tiga liga elite dunia: Liga Inggris, La Liga, dan Serie A.
Michael Essien yang semula disebutkan hanya berlibur di Indonesia ternyata menjalin kontak untuk bergabung dengan Persib Bandung. (AFP PHOTO/ PIERRE-PHILIPPE MARCOU)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persib akhirnya memperkenalkan bintang veteran Ghana, Michael Essien sebagai salah satu pemainnya untuk mengarungi kompetisi Liga 1.

Pria berusia 34 tahun itu diperkenalkan Manajer Persib Umuh Muchtar di Bandung, Selasa (14/3).

Klub terakhir yang dibela Essien sebelum bergabung ke Persib adalah Panathinaikos. Namun di klub tersebut Essien mengalami pemutusan kontrak dari yang seharusnya berjalan dua musim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum bermain di Yunani, Essien adalah seorang gelandang yang cukup menonjol di dunia selama dekade 2000an. Hal itu pun membuat dirinya bisa merasakan atmosfer kompetisi di tiga liga elite sedunia: Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, dan Serie A Italia.

Nama Essien mulai dikenal saat ia membela timnas Ghana U-17 dalam ajang Piala Dunia U-17 1999. Kiprahnya itu membuat pemantau bakat menariknya untuk trial di MU pada 2000 silam. Namun, Essien muda tak bisa dikontrak karena terhambat ijin kerja.

Gagal di Inggris, Essien kemudian berangkat ke Perancis dan bergabung dengan Bastia. Hampir dua musim di Bastia, Essien menarik minat tiga klub raksasa Perancis: Paris Saint-Germain, Lyon, dan Marseille.

Sebetulnya PSG lah yang mendapatkan persetujuan Bastia untuk membeli Essien. Namun, Essien yang kala itu berusia 21 tahun menolak tawaran kontrak PSG dan memilih bergabung dengan Lyon.

Di Lyon, Essien yang bermain dinamis di lini tengah tersebut ikut mengantarkan klubnya menjuarai Ligue 1 dua musim berturut-turut: 2003/04 dan 2004/05.

Tanggal 14 Agustus 2005 menjadi momen yang mengubah peruntungan Essien. Chelsea menyetujui membeli dirinya dari Lyon dengan harga £24,4 juta. Harga itu lebih mahal dibandingkan saat Chelsea mendatangkan Didier Drogba dari Marseille semusim sebelumnya.

Chelsea pun menjadi klub tersukses yang pernah Essien bela sepanjang kariernya. Kala itu, duetnya bersama Claude Makelele di lini tengah merupakan salah satu yang terbaik di Inggris.

Ketika Jose Mourinho menjadi arsitek Real Madrid (2010-2013), juru taktik asal Portugal itu membawa Essien. Essien pada 2012 silam mendarat di Bernabeu sebagai pemain pinjaman. Semusim di Spanyol, Essien bermain 35 kali di semua kompetisi--21 kali di La Liga.

Essien Pernah Merasakan Atmosfer Tiga Liga Elite DuniaMichael Essien pernah bermain di Real Madrid pada musim 2012/13. (AFP PHOTO / JAVIER SORIANO)

Ia lalu kembali ke Inggris pada musim 2013/14. Namun di bawah asuhan Mourinho kembali kala itu Essien mulai kehilangan tempat. Kontrak Essien akhirnya tak diperpanjang, sehingga pemain timnas Ghana itu bergabung dengan klub Italia, AC Milan.

Satu setengah musim di Milan, Essien tak mendapatkan tempat di tim utama. Akhirnya setelah kontrak berakhir ketika musim 2014/15 selesai, Essien bergabung dengan Panathinaikos.

Di antara kesuksesan dirinya, Chelsea adalah tim tersukses yang ia bela. Bersama tim London tersebut, Essien ikut mempersembahkan delapan trofi. Delapan trofi itu antara lain tiga Piala FA, dua Liga Inggris, satu Liga Champions, dan satu Piala Liga.

Dalam penghargaan individu, Essien pernah jadi Pemain Terbaik Chelsea di tahun 2007 dan pemain terbaik Ghana tahun 2008.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER