Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Timnas Indonesia U-22 Luis Milla masih belum bisa memastikan posisi Ezra di tim inti dan ingin memantau langsung perkembangan Ezra setelah ia tiba di Jakarta.
Ezra diperkirakan tiba di Indonesia, Minggu (19/3). Pada Kamis (6/3), Ezra mendapatkan persetujuan dari Komisi X DPR RI untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Ia kini menunggu Keputusan Presiden yang akan mengesahkan statusnya sebagai WNI.
Jika proses itu selesai, Ezra akan jadi satu-satunya pemain naturalisasi yang bakal mengisi skuat timnas U-22. Hanya saja Ezra tidak semudah itu untuk mendapatkan kepastian posisi di tim inti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelatih Luis Milla sudah beberapa kali liat video main Ezra. Tapi, akan lebih baik jika dia lihat langsung kondisi Ezra seperti apa.
Chemistry-nya sesuai enggak? Kami berharap semoga dia bisa hadir (di latihan) dan bisa saling mengenal (dengan pemain lain)," kata Bima Sakti, Asisten Pelatih timnas.
Pemain blasteran Indonesia-Belanda itu merupakan pemain Jong Ajax yang berposisi penyerang. Sedangkan di 26 nama yang saat ini lolos tahapan seleksi Milla, hanya ada dua nama striker yaitu Ahmad Nurhadianto dan Dendy Sulistyawan.
Bima menyebut Tim Pelatih memang sengaja memanggil dua pemain bertipe ujung tombak. Milla juga memanggil setidaknya dua pemain untuk setiap posisi.
Satu-satunya perbedaan adalah posisi kiper. Jika biasanya ada tiga tim dalam skuat berisikan 23 pemain, Milla memanggil empat penjaga gawang. Mereka adalah Kartika Kurniawan Ajie, Ravi Murdianto, Muhammad Dicky Indrayana dan Satria Tama.
Milla sendiri memiliki 32 nama pemain yang lolos seleksi dari total 38 nama yang mengikuti tiga tahapan seleksi. Namun, saat ini baru 26 di antaranya yang dipanggil untuk persiapan jelang laga uji coba melawan Timnas Myanmar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Selasa (21/3).
"Kecuali kiper, kami sengaja panggil masing-masing dua di setiap posisi. Tapi ada pemain lain yang sudah masuk di data kami. Tapi sementara ini dulu," kata Bima. "Jika ada pemain yang tidak berkembang atau cedera selama mengikuti pemusatan latihan, akan kami ganti," imbuhnya.
Minimnya striker lokal disebut Bima sebagai pekerjaan rumah PSSI saat ini. Dia berharap, bakal ada penyerang lokal yang berkesempatan untuk berduet dengan pemain asing untuk bisa mengangkat kemampuan pemain tersebut nantinya.
"Ini kesalahan kita bersama (karena ada sistem yang terputus di jenjang usia). Semoga tim ini bisa jadi generasi emas buat Indonesia. Sekarang sedang dibuat kurikulum supaya materi yang diberikan pelatih di segala level usia bisa sama dan merata," ujar Bima menegaskan.