Jakarta, CNN Indonesia -- Sergio van Dijk memilih bersikap tenang merespons kedatangan Michael Essien ke Persib Bandung. Ia menyambut kehadiran mantan pemain Ghana itu dengan senang, tapi penuh kehati-hatian.
Ia mengingatkan, tak perlu memberikan beban berlebihan pada Essien yang baru saja menjalani proses pemulihan cedera. Apalagi di dua pekan awal, masih menurut van Dijk, Essien masih beradaptasi dengan kondisi sepak bola Indonesia.
Soal argumentasi bahwa kehadiran Essien bisa meningkatkan kualitas kompetisi sepak bola Indonesia, setidaknya untuk menyamai Thailand dan Australia, van Dijk pun memberikan catatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kualitas Liga Indonesia belum bagus seperti Thailand atau Australia. Tapi mungkin dengan kedatangan Essien, Indonesia jadi lebih serius. Pasti sekarang di seluruh dunia orang tahu Persib itu klub dari mana, dan Indonesia bagaimana," kata van Dijk ketika berbincang dengan
CNNIndonesia.com di sela-sela proses pemulihan cedera lutut kirinya.
"Mudah-mudahan ini tren yang positif. Tapi harus jadi konsisten juga. Kalau hanya satu kali, satu pemain, itu tidak mungkin bikin nama dan kualitas sepak bola Indonesia jadi lebih baik."
"Mudah-mudahan ini langkah pertama sepak bola Indonesia untuk maju di peringkat dunia."
 Pekan lalu, Persib Bandung resmi memperkenalkan Michael Essien sebagai pemain marquee. (CNN Indonesia/T. Nugraha Pratama) |
Van Dijk, pesepakbola berdarah Indonesia-Belanda yang sudah menggengam status Warga Negara Indonesia, merasakan ada harapan sangat besar dari masyarakat pada sepak bola, termasuk di antaranya agar pemain-pemain Indonesia bisa bersaing di luar negeri.
Hanya saja, jika berkaca pada sepak bola Thailand dan Australia yang pernah dijajal van Dijk, bomber berkepala plontos itu menilai ada berbagai hal yang harus ditingkatkan jika ingin menyaingi kedua negara tersebut sebagai tujuan para pemain bintang.
"Akomodasi dan infrastruktur di Indonesia harus diperbaiki. Karena itu yang bisa menarik pemain-pemain yang profesional. Kamu lihat, Persib itu klub yang paling besar, klub yang manajemennya paling profesional, paling bagus juga, tidak ada masalah gaji. Itu semua aman untuk pemain besar bisa datang," katanya.
"Klub-klub juga harus punya lapangan bagus. Semua faktor harus bagus agar pemain luar yang sudah biasa dengan profesionalisme di Eropa, mau masuk di Indonesia."
Van Dijk mengakui bahwa ketika ia pertama kali datang ke Indonesia, ia sudah melakukan riset kecil terlebih dahulu sehingga tidak mengalami kekagetan. Ia juga sudah mendengar gambaran dari keluarganya yang memang tinggal di Indonesia.
"Saya tidak kaget terlalu banyak, saya sudah siap. Tapi untuk pemain yang dari luar Indonesia, yang belum tahu sepak bola Indonesia, mungkin mereka bisa kaget sekali. Mungkin bisa terganggu performa."
Beberapa hal yang disebut van Dijk bisa menghambat pemain untuk menampilkan performa terbaik adalah soal kualitas lapangan yang masih tidak standar serta masalah manajemen jadwal ketika menjalani satu musim kompetisi.
"Anda mau ke stadion, Anda harus naik pesawat. Itu bikin badan lelah. Akhirnya kalau Anda terlalu banyak di pesawat, di bus, itu bikin badan lelah dan bahaya untuk otot kalau mau bermain. Bisa cepat cedera, dan kalau cepat cedera, akhirnya kualitas sepak bola Indonesia tidak maju."
 Sergio van Dijk sempat mengalami cedera ketika bermain di turnamen Piala Presiden. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra) |
Ia membandingkan ketika dirinya bermain di kompetisi di Australia yang kondisi geografisnya mirip dengan Indonesia -- berwilayah besar sehingga perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya ditempuh dalam waktu yang lama.
Van Dijk mengatakan, salah satu cara yang diambil klub-klub Australia adalah dengan menggunakan pesawat kelas bisnis sehingga ruang untuk kaki pemain lebih leluasa dalam waktu perjalanan lama.
"Ya memang lebih mahal, tapi lebih baik yang mana? Lebih mahal tapi dengan prestasi yang maksimal, atau tidak mau keluar uang, tapi ada kans cedera? Itu yang harus dilihat klub-klub."
"Ambil pemain bagus itu satu hal, tapi yang penting lapangan bagus. Yang penting bola bagus. Karena kalau kamu main di lapangan seperti ini.... untuk (Lionel Messi), masih susah main di sini."
 Tanpa Sergio van Dijk di semifinal, Persib Bandung gagal ke final Piala Presiden dan akhirnya merebut tempat ketiga. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Tergantung Djadjang NurdjamanPersib Bandung menghadapi kompetisi musim depan dengan berbagai perubahan, mulai dari kedatangan Michael Essien, regulasi soal kewajiban memainkan minimal tiga pemain muda, hingga pembatasan usia.
Van Dijk sendiri mempercayakan efek perubahan itu pada sang pelatih Djadjang Nurdjaman. Ia menegaskan tak bermasalah jika Djadjang menyiapkan skema permainan berbeda untuk mengakomodir seluruh perubahan.
Ia menegaskan saat ini yang paling penting bagi dirinya adalah kembali bugar dan bisa masuk ke susunan tim inti Persib. Van Dijk mengalami cedera ketika membela Perib di turnamen Piala Presiden dan diperkirakan baru bisa merumput empat hingga enam pekan lagi.
"Semua tergantung dari
coach. Saya tidak pikir tentang itu, saya sekarang hanya mau jadi fit lagi dan masuk
starting eleven. Kalau taktik bagaimana, saya tidak tahu. Mau 4-4-2 atau 4-3-3, nanti lihat apa yang bagus untuk tim," katanya.
"Karena akhirnya satu pemain atau dua pemain bintang tidak bikin satu tim juara. Jadi juara itu kalau tim bisa kerja bersama."