Mediasi Sepak Bola Palestina dan Israel di FIFA Jadi 'Panas'

CNN Indonesia
Jumat, 24 Mar 2017 05:31 WIB
Pejabat federasi sepak bola Palestina dan sepak bola Israel terlibat perdebatan 'panas' saat menghadiri mediasi FIFA, Rabu (22/3).
Ketua Komite Khusus FIFA untuk Israel-Palestina, Tokyo Sexwale (tengah) menjadi penengan mediasi antara konflik dua negara yang berimbas pada sepak bola profesiona. (Reuters/Mohamad Torokman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat federasi sepak bola Israel dan sepak bola Palestina terlibat perdebatan 'panas' saat menghadiri mediasi FIFA, Rabu (22/3).

FIFA mencoba melakuakn mediasi atas dua negara berseteru itu terkait legalitas tim Israel bermain di wilayah yan diduduki, Tepi Barat. Sejak akhir Perang Dunia II, Israel semakin memperluas wilayahnya dengan mencaplok teritorial negara Palestina. Kini Palestina tinggal tersisa dua kawasan besar yakni di Tepi Barat, dan juga di wilayah Jalur Gaza.

Seperti dilansir AFP berdasarkan keterangan sumber di dalam FIFA, Palestina mendesak FIFA menegaskan kehadiran enam tim sepak bola Israel yang bermarkas di Tepi Barat itu ilegal. Palestina mengklaim hal tersebut berdasarkan hukum internasional yang disepakati masyarakat sepak bola dunia alias Statuta FIFA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas dasar itu, Palestina mendesak FIFA mendorong enam tim Israel itu memindahkan markas mereka dari wilayah Tepi Barat. Jika tak segera dilakukan, Palestina mendesak FIFA memberi hukuman terhadap otoritas sepak bola Israel.

Pertemuan itu sendiri ditengahi komite khusus FIFA yang dikepalai Tokyo Sexwale dari Afrika Selatan. Sexwale mengundang Presiden federasi sepak bola Israel, Ofer Eini, dan presiden federasi sepak bola Palestina, Jibril Rajoub.

Sumber informasi AFP di dalam lingkaran FIFA yang mengikuti pertemuan mediasi tersebut mengatakan Sexwale sudah menyelesaikan draf akhir laporan atas rekomendasi khusus terkait sepak bola dan konflik kedua negara. Draf tersebut akan dilaporkan dalam Kongres FIFA yang bakal digelar pada Mei mendatang di Bahrain.

Dalam draf tersebut, seperti diungkap Sang Sumber, Sexwale mengajukan tiga opsi yang memungkinkan. Opsi-opsi itu adalah mempertahankan status quo dengan segala risiko yang mungkin mencuat lagi; membiarkan federasi Israel selama enam bulan untuk membenahi situasi enam klub terkait; atau meminta negosiasi baru di antara kedua belah pihak.

Musim lalu, Sexwale yang pernah mengajukan diri sebagai kandidat presiden FIFA tersebut melakukan tugas komite khusus ke Israel dan Palestina pada 30 Juni dan 1 Juli 2016. Selain bertemu dengan otoritas sepak bola masing-masing negara, Sexwale pun bertemu pemerintahan Israel dan juga Palestina.

Komite khusus yang kini dikepalai Sexwale itu dibangun pada 2015 silam berdasarkan mandat dari Kongres ke-65 FIFA. Selain Palestina-Israel, komite tersebut pun diberi mandat untuk mengatasi konflik antarnegara yang berakibat pada perkembangan sepak bola profesional di wilayah-wilayah lainnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER