Jakarta, CNN Indonesia -- Jorge Lorenzo memperoleh hasil mengecewakan pada seri perdana MotoGP 2017 di sirkuit Losail, Qatar, Minggu (26/3). Bertarung bersama tim barunya, Ducati, Lorenzo tak bisa tampil maksimal sepanjang rangkaian GP Qatar, sejak latihan bebas hingga balap.
Mantan pebalap Movistar Yamaha itu justru melorot finis di urutan ke-11, di bawah dua pebalap rookie Alex Rins (Suzuki Ecstar) dan Jonas Folger (Tech 3 Yamaha).
Seperti dikutip dari
Motorsport, Lorenzo mengaku penampilannya di GP Qatar menunjukkan dirinya masih belum siap menantang perburuan gelar elite MotoGP bersama Ducati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juara dunia MotoGP sebanyak tiga kali itu baru berkompetisi bersama Ducati musim ini setelah sembilan musim sebelumnya bersama Yamaha.
Sepanjang latihan bebas Lorenzo kesulitan mencapai catatan waktu terbaik di antara pebalap lainnya. Tak hanya itu, setelah kualifikasi dibatalkan akibat cuaca buruk, Lorenzo harus memulai balap di grid ke-12. Ia terpaut dua grid dari mantan rekannya, Valentino Rossi yang berada di grid kesepuluh.
 Valentino Rossi disambut anggota tim Yamaha usai finis ketiga di GP Qatar 2017. (AFP PHOTO / Karim JAAFAR) |
Namun, berbeda dengan Rossi yang terus naik hingga finis ketiga, Lorenzo yang semula sempat naik ke posisi sembilan justru melorot sehingga finis di urutan ke-11.
"Saya tak mampu menjaga kecepatan yang sama sepanjang balap, karena ketika roda belakang saya mulai menurun, saya tak mampu lagi tetap dengan catatan waktu hingga satu menit dan 56 detik," ujar Lorenzo.
Persoalan ban belakang tipe lunak yang dipakai memang dikeluhkan Lorenzo sejak latihan bebas di GP Qatar. Ban lunak terpaksa dipakai karena menurut Lorenzo motor Desmosedici tak bisa bertarung di Losail dengan ban tipe keras.
"Saya melakukan lima hingga enam lap dengan waktu putaran [satu lap kisaran satu menit dan 56 detik], sangat dekat dan hampir lebih cepat dibandingkan mereka yang di depan. Namun banyak momen dalam balap di mana saya terlalu lambat untuk finis lebih dekat," kata Lorenzo.
"Kondisi [di Losail] memang tak membantu, namun jujur saja, saya masih belum siap bertarung untuk sesuatu yang besar," tukas Lorenzo.
Kiprah buruk Lorenzo yang sebelumnya berjaya dengan Yamaha seolah mengingatkan publik MotoGP ketika Rossi memilih bergabung dengan Ducati usai digdaya bersama Yamaha pada 2010-2012 silam.
Bisa dikatakan di tim tersebut Rossi memiliki karier terburuknya sepanjang sejarah MotoGP daripada ketika memperkuat tim lain seperti Repsol Honda maupun kini Yamaha.
Lorenzo berharap ia dan para teknisi Ducati bisa segera menemukan solusi sehingga performanya bisa kembali bertaji di lintasan balap.
"Sekarang kami memiliki satu kali tes lagi di Jerez [Spanyol], jadi pastinya kami akan lebih baik dan mencoba hal baru untuk memberi kami peningkatan kecepatan. Sedikit demi sedikit, kami paham cara menjadi yang tercepat di segala kondisi," tutur Lorenzo seperti dikutip dari
Crash.
Berbeda dengan Lorenzo, rekan satu timnya di Ducati, Andrea Dovizioso, justru tampil baik. Dia berhasil finis di peringkat dua dan menekan duo Yamaha--Rossi dan Maverick Vinales. Vinales keluar sebagai juara, sementara Rossi ada di posisi ketiga. Dovizioso ada di tengahnya dengan selisih waktu 0,461 detik lebih lambat dari Vinales.
"Dovizioso selalu menjadi pria yang sangat pintar. Dia tetap fokus, tidak membuat kesalahan dalam kondisi sulit. Jadi dia bisa memaksimalkan sepeda motor sepanjang pekan ini," ujar Lorenzo.
Dengan hasil di GP Qatar, Lorenzo meraih lima poin karena finis di urutan ke-11.